Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangkas Rantai Pasok Komoditas, Kementan Dorong Penggunaan e-Commerce

Kompas.com - 28/12/2018, 14:03 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi menyebut ada kecenderungan naiknya permintaan komoditas menjelang atau saat hari raya keagamaan seperti Natal dan Lebaran.

Naiknya permintaan ini kerap diiringi dengan kenaikan harga. Seperti halnya terjadi pada harga telur ayam saat ini, dari yang sebelumnya Rp 23.000 per kilogram menjadi Rp 28.000 per kilogram. Kenaikan dirasakan sejak awal Desember 2018.

Agung mengatakan, walau permintaan tinggi, semestinya harga tidak ikut naik jika stok barang melimpah. Kemungkinan hal ini erjadi karena panjangnya rantai pasok hingga ke konsumen.

"Masalahnya, kemungkinan rantai pasok terlalu panjang. Ada pedagang 1, pedagang 2, pedagang 3, baru sampai konsumen," ujar Agung di Toko Tani Indonesia Center, Jakarta, Jumat (28/12/2018).

Oleh karena itu, kata Agung, caranya dengan memotong rantai pasok itu. Salah satunya dengan mengembangkan e-commerce yang memasarkan produk pertanian secara online. Toko Tani Indonesia telah memiliki aplikasi penjualan yang bisa diunduh di Android. TTI merupakan tempat penjualan produk pertanian yang dibentuk BKP Kementan.

"Jadi mau beli telur bisa lewat handphone sekarang. Itu memotong rantai pasok. Harganya sesuai acuan pemerintah Rp 23.000," kata Agung.

Aplikasi tersebut sudah hampir setahun beroperasi. Hingga kini, ada sekitar 300 TTI se-Indonesia yang terkoneksi dengan aplikasi tersebut. Harganya lebih murah dari harga di pasar karena penjualan secara langsung atau direct selling dari produsen ke konsumen.

Selain itu, pemerintah juga menanggung biaya distribusinya. Dari hasil evaluasi, untuk periode November-Desember 2018, uang yang berputar di TTI sebesar Rp 8,4 miliar.

"TTI dijamin harganya. Kalo TTI jual di luar harga kita, kita tutup TTI-nya," kata Agung.

Agung meyakini, dengan adanya operasi pasar maupun penjualan secara langsung di e-commerce atau gerai TTI, maka akan melawan tengkulak mauapun pedagang nakal yang memainkan harga setiap hari besar tiba. Sebab, konsumen akan memilih membeli di tempat yang murah dan terjamin kualitasnya.

"Kita kan membudayakan yang namanya dagang boleh untung besar tapi dari volume, jangan dari margin. Kalau margin, ya kasian masyaakat. Pedagang juga enggak akan untung, deh," kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com