Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Minta Perbankan Tak Buru-buru Respon Kenaikan Bunga Acuan

Kompas.com - 02/01/2019, 17:12 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun 2018 lalu telah menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebanyak 6 kali sebesar 175 basis poin (bps) menjadi 6 persen hingga Desember 2018 lalu.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meminta perbankan tidak terlalu merespon kenaikan suku bunga BI dengan ikut menaikkan tingkat bunga. Sebab, ujar Wimboh, tekanan di pasar keuangan yang sempat melanda Indonesia di sepanjang 2018 hanya bersifat sementara dan mulai mereda di 2019 ini.

Sehingga, masyarakat tidak kebingungan lantaran perbankan buru-buru menransmisikan kenaikan suku bunga BI ke tingkat suku bunga mereka.

"Bank-bank sudah kita bilang ini temporary, jangan sampai terjadi volatilitas, jangan sampai terlalu merespon. Daripada merespon tapi balik lagi (suku bunga), ini kan membingungkan sinyalnya kepada masyarakat," ujar Wimboh ketika ditemui awak media di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (2/1/2018).

Baca juga: Dirut Mandiri Prediksi BI Naikkan Suku Bunga 2 Kali Tahun Ini

Wimboh menjelaskan, pada 2019 tekanan eksternal, terutama normalisasi kebijakan moneter bank sentral AS Federal Reserve mulai mereda. The Fed diperkirakan tidak lagi menaikkan suku bunga mereka secara agresif, yaitu dua kali sepanjang 2019 ini.

"The Fed masih akan ada kenaikan dua kali lagi. Kita tunggu dulu, kalau The Fed sudah menaikkan suku bunga lagi, pasti trennya normal," ujar Wimboh.

Wimboh pun optimis tren suku bunga tinggi ini akan segera mereda lantaran kondisi perekonomian dalam negeri yang semakin stabil.

Sebelumnya, BI harus menaikkan suku bunga hingga 175 bps untuk merespon kenaikan suku bunga bank sentral AS. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan pasar untuk menarik portofolio investasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com