Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Mewah Mulai Terimbas Perlambatan Ekonomi China

Kompas.com - 04/01/2019, 07:00 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi China telah dirasakan sejumlah produk mewah.

Konsumen China, mulai mengurangi pembelian smartphone sejak akhir 2018 lalu. Di 2019 ini, kecenderungan konsumen China mengurangi konsumsi tas-tas merek mahal, serta jam tangan mewah semakin besar.

Dikutip dari CNN, Jumat (4/1/2018), harga saham produsen barang-barang mewah turut terseret dampak dari anjloknya saham Apple. Ini setelah CEO Apple Tim Cook menyatakan penjualan mulai melambat dalam tiga bulan terakhir 2018 karena melemahnya pertumbuhan ekonomi China.

Baca juga: Jakarta Masuk 10 Besar Kota Paling Mahal untuk Barang Mewah di Asia

Harga saham Moët Hennessy Louis Vuitton (LVMH), pemilik merek barang mewah seperti Fendi dan Louis Vuitton terkoreksi 3 persen pada perdagangan Kamis ini. Selain itu, saham Burberry juga anjlok hingga 5,8 persen, ada pula Kering (PPRUY), pemegang merek Gucci juga terkoreksi 4 persen.

Adapun produsen jam asal Swiss, Swatch terkoreksi 3 persen pada perdagangan hari itu.

Pengeluargan konsumen China untuk produk barang mewah masih terjaga kuat di paruh pertama 2018. Namun, industri fashion Eropa hingga saat ini belum mengeluarkan data laporan penjualan akhir tahun.

Hal tersebut membuat investor khawatir akan adanya berbagai kemungkinan terburuk.

Baca juga: Perang Dagang dengan AS, Pasar Barang Mewah di China Tak Terlalu Terdampak

Jika konsumen China tidak memiliki keinginan untuk mengeluarkan sebagian pengeluarannya untuk iPhone, hal yang sama mungkin juga berlaku untuk produk barang mewah. Konsumen China bisa jadi memiliki pertimbangan lebih untuk menunda membeli berbagai jenis produk barang mewah.

Federasi Industri Jam Swiss menyatakan, penjualan di China merosot pada November lalu. Swiss Economic Institue juga menambahkan, negara produsen jam tersebut telah mengurangi penjualan jam di China dalam tiga bulan mendatang.

"Isunya bukan terjadinya perlambatan (penjualan barang mewah di China), tetapi lebih kepada dampak dari hal tersebut," ujar analis bank investasi Jefferies, Flavio Cereda.

Baca juga: PPh Dinaikkan, Impor Barang Mewah Turun

Sebagai catatan, berbagai produk barang mewah Eropa telah memperdalam pasar di China dalam beberapa tahun terakhir. Konsumen China berkontribusi cukup besar dalam penjualan produk barang mewah, menduduki posisi nomor tiga di dunia. Berdasarkan data McKinsey, konsumen China menghabiskan 7 miliar dollar AS per tahun untuk konsumsi produk mewah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com