Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluar dari Uni Eropa, Resesi Inggris di Depan Mata?

Kompas.com - 04/01/2019, 10:35 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNN

LONDON, KOMPAS.com - Keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa memantik kekhawatiran terbesar dalam perekonomian, yakni resesi.

Dikutip dari CNN, Jumat (4/1/2019), Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2019. Keluar dari Uni Eropa tanpa ada kesepakatan akan mengakibatkan kekacauan, sementara mencapai kesepakatan akan meminimalisir dampak negatif pada perekonomian.

Para ekonom UBS yang dipimpin Arend Kapteyn mengungkapkan, gangguan perdagangan yang disebabkan Brexit yang tidak berakhir mulus akan menjerumuskan Inggris ke dalam resesi. Kesepakatan antara Inggris dengan Eropa akan menciptakan kepastian bagi dunia usaha.

Baca juga: Ada Brexit, Jaguar Land Rover Bakal PHK 5.000 Pegawai

Perdana Menteri Theresa May telah menegosiasikan kesepakatan perpisahan dengan Uni Eropa, tetapi menghadapi proses panjang di parlemen. Anggota parlemen Inggris diharapkan untuk memberikan suara pada Januari 2019 ini.

Keluar dari Uni Eropa tanpa ada kesepakatan bakal menimbulkan bencana bagi perusahaan-perusahaan di Inggris. Mereka akan menghadapi hambatan perdagangan baru dan lingkungan hukum yang tidak pasti.

Kelompok lobi bisnis telah memperingatkan bahwa banyak perusahaan tidak siap menghadapi Brexit yang berantakan.

Baca juga: Brexit, Panasonic Pindahkan Kantor dari Inggris ke Belanda

Biro riset Capital Economics memperkirakan bahwa Brexit yang tidak mulus akan menyebabkan ekonomi Inggris menyusut 0,2 persen pada 2019. Adapun nilai tukar poundsterling kemungkinan anjlok ke 1,12 dolar AS terhadap dollar AS, dari level saat ini 1,26 dollar AS.

Tingkat ketidakpastian yang tinggi berkontribusi terhadap perlambatan signifikan pada ekonomi Inggris pada paruh kedua tahun 2018. Belanja konsumen dan investasi bisnis juga terpukul sejak para pemilih memutuskan Inggris keluar dari Uni Eropa pada tahun 2016.

"Sementara risiko jangka panjang terhadap potensi pertumbuhan Inggris dari Brexit tampak besar, prospek kesepakatan menyajikan potensi terbalik yang cukup besar bagi ekonomi Inggris dalam jangka menengah," kata Kallum Pickering, ekonom senior di Berenberg.

Perusahaan yang paling berisiko, seperti pabrikan mobil, akan memperoleh manfaat terbesar dari kesepakatan Inggris-Uni Eropa, menurut Pickering. Upah juga akan meningkat lebih cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com