Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Eksplorasi Besar-besaran, Investasi Minerba Diprediksi Stagnan

Kompas.com - 09/01/2019, 16:21 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, investasi subsektor minerba 2019 tak akan jauh berbeda dengan capaian tahun lalu.

Hal itu disebabkan karena tak ada hal menonjol di sektor minerba, seperti eksplorasi baru di tambang. Adapun investasi yang didapat dari minerba tahun 2018 sebesar 6,8 miliar dollar AS. Realisasinya sudah melebihi target 6,2 miliar dollar AS atau tercapai 110 persen.

"Semoga tahun ini hampir mirip segitu saja. Kan belum ada investasi baru, belum ada eksplorasi besar-besaran," ujar Bambang di kantor Ditjen Minerba, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Meski sudah mencapai target, investasi minerba pada 2018 belum menunjukkan angka yang menggembirakan. Bambang mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi faktor investasi minerba masih rendah. Penyebabnya antara lain adanya perubahan rencana, penundaan realisasi investasi, hingga menunda izin IPPKH.

"Mungkin juga ada yang menunda karena perpanjangan kontrak belum fix," kata Bambang.

Bambang mengatakan, investasi minerba selama ini paling besar dilakukan untuk modal belanja mengganti peralatan. Selain alasan tersebut, ada sejumlah tambang yang belum laku dilelang. Tahun lalu, ada empat tambang yang belum laku yang diwariskan untuk tahun ini. Kemudian, ada 10 tambang lagi yang urusan lelangnya diserahkan ke daerah.

Bambang menyebutkan, tambang yang masih dalam proses lelang antara lain tambang Silo di Jember, Jawa Timur dan tambang nikel di Sulawesi Tenggara.

"Kalau ada tambahan eksplorasi baru itu pasti meningkat. Kalau 2019 lelang selesai, investasi naik," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com