Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Suku Bunga BI di 2019 Diperkirakan Tak Seekstrem 2018

Kompas.com - 10/01/2019, 17:58 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih mengalami kenaikan sepanjang 2019.

Namun, kenaikannya dianggap tak akan seekstrim di 2018 yang mencapai 175 basis poin (bps).

"Kita masih perkirakan suku bunga masih ada tren meningkat, tapi masih moderat daripada 2018," ujar Anggota Dewan Komisioner LPS Destry Damayanti di kantor LPS, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Baca juga: 2019, Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Naik Jadi 6,5 Persen

Destry mengatakan, salah satu faktor yang memacu kenaikan suku bunga adalah naiknya suku bunga acuan the Fed. Selama 2018, The Fed beberapa kali menaikkan suku bunga yang berdampak pada kondisi ekonomi global, termasuk Indonesia.

Ditambah dengan penguatan dollar AS sehingga nilai rupiah terus melemah. BI pun berupaya membentengi rupiah dari risiko tersebut sehingga terus menaikkan suku bunga.

Sementara pada 2019, kata Destry, nampaknya The Fed akan lebih menahan diri mengingat kenaikan suku bunga acuan tak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

"Di AS mereka sudah tidak terlalu optimis kayak dulu. Sudah mulai agak reda karena melihat pertumbuhan ekonomi tak secepat yang mereka duga," kata Destry.

Baca juga: The Fed Akhirnya Naikkan Suku Bunga Acuan

Ke depannya, Destry menganggap kenaikan suku bunga BI akan lebih banyak dipengaruhi faktor domestik.

"2018 cukup agresif. 2019 ada tren kenaikan, tapi tidak secepat 2018," lanjut dia.

LPS menyatakan, pasar terkini menunjukkan tidak terdapat potensi kenaikan Fed Fund Rate sepanjang tahun 2019. Ditambah lagi rata-rata nilai tukar yang relatif rendah dari tahun lalu, sekitar Rp 14.507 per dollar AS pada 4 Desember 2018 hingga 3 Januari 2019.

Nilainya menguat 0,8 persen dari rata-rata nilai tukar pada periode observasi sebelumnya, yakni 5 November hingga 3 Desember 2018.

Baca juga: Rata-rata Nilai Tukar Rupiah Tahun Depan Diprediksi Rp 15.200 Per Dollar AS

Selain itu, tingkat inflasi 2019 juga dianggap masih terkendali. Pada Desember 2018 tercatat terjadi inflasi sebesar 3,13 persen dari tingkat inflasi 3,23 persen pada November 2018. Di tingkat pedagang, juga terjadi pelemahan tekanan harga sebagaimana terlihat dari penurunan inflasi IHPB dari 7,07 persen menjadi 5,33 persen pada Desember 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com