Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Prostitusi "Online", Nurhadi-Aldo, dan Kuasa Platform

Kompas.com - 11/01/2019, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada industri konvensional, gatekeepers adalah pihak yang paling punya otoritas untuk menyeleksi produk yang akan didistribusikan ke customers. Sebuah produk ditentukan apakah punya value ataukah tidak, tergantung pada gatekeepers ini.

Gatekeepers memiliki julukan yang berbeda-beda di setiap sektor bisnis. Di media misalnya, mereka disebut editor yang berhak menentukan artikel layak tayang atau tidak. Di perguruan tinggi ada senat yang menentukan mata kuliah apa saja yang bisa diajarkan ke mahasiswa.

Kemudian di industri keuangan, gatekeepers ini adalah para bankir yang menyeleksi apakah kredit bisa dikucurkan kepada debitur. Hingga di industri prostitusi, mereka adalah para mucikari yang menyaring para pekerja seks komersial apakah layak atau tidak untuk ditawarkan ke konsumennya. Dan sebagainya.

Di tangan gatekeepers, sebuah produk dianggap universal dan cocok untuk pasar yang sebenarnya memiliki beragam konsumen. Hingga muncullah istilah “one size suits all”. Satu ukuran untuk semua.

Alih-alih “memfasilitasi”, gatekeepers justru kerap membuat proses bisnis menjadi lebih panjang. Menjadi lebih costly. Sehingga dalam era yang penuh ketergesaan ini, keberadaan mereka membuat proses bisnis menjadi tidak efisien dan tidak merepresentasikan selera konsumen.

Hadirnya platform mampu mendobrak itu semua. Platform mengaburkan batas-batas antara produsen dan konsumen. Tak ada lagi gatekeepers. Tak ada lagi penyaring yang mungkin selama ini merasa paling tahu atas produk yang ditawarkan ke customer. Dan customers bisa berinteraksi secara langsung dengan produsen tanpa melalui penyaring.

Tak hanya itu. Platform juga memungkinkan konsumen sekaligus sebagai produsen atau penyedia jasa. Proses produksi tidak berjalan linier sebagaimana yang terjadi pada model bisnis konvensional.

Seperti di platform teks digital milik Amazon, Kindle. Di platform tersebut semua orang bisa memublikasikan bukunya tanpa harus berurusan dengan editor. Pada saat yang sama, para user bisa berkomentar mengenai buku apa yang saat ini paling banyak dibaca. Hal itu bisa memantik users lain untuk menyuplai content sebagaimana yang diharapkan oleh mereka yang ada di platform itu.

Bayarannya? Di sinilah kehebatan platform. Selama ini pembuat konten memang sering dibayar menggunakan currency tradisional yakni uang (baik tunai maupun dalam bentuk elektronik). Tapi di platform, mereka juga bisa memperoleh pembayaran dalam bentuk “mata uang” alternatif, yakni value. Ini tecermin dari jumlah followers.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com