Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Tren Defisit Neraca Perdagangan RI Menurun

Kompas.com - 11/01/2019, 16:40 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Neraca perdagangan Indonesia hingga akhir 2018 diperkirakan akan tetap defisit dikarenakan masih adanya tekanan impor yang masih tinggi.

Namun, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo tren defisit defisit tersebut akan menurun. Sebagai catatan, rilis neraca perdagangan akan dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pekan depan.

"Neraca perdagangan kita tunggu saja, memang masih ada tekanan dari sisi impor yang masih tinggi," ujar Dody ketika ditemui awak media di kawasa perkantoran BI, Jumat (11/1/2019).

Masih tingginya impor sebagian besar masih didominasi dengan barang modal karena kegiatan investasi dalam negeri yang cukup besar.

Baca juga: Menko Darmin Minta soal Defisit Dagang Jangan Dibesar-besarkan

Meski masih defisit, Dody memandang tren defisit neraca perdagangan akan menurun.

"Kalau langsung terjadi surplus itu juga apa penyebabnya? Apakah kenaikan yang tajam dari ekspor atau kenaikan yang tajam dari impor? Tentunya tren kita lihat dan kita melihat juga impor barang modal yang terkait investasi mendorong impor tinggi, tapi trennya ke arah penurunan," jelas Dody.

Dody menekankan, kondisi fundamental perekonomian dalam negeri yang cenderung masih cukup kuat didukung dari konsumsi. Teranyar, survei perdagangan eceran BI yang mengindikasikan Indeks Penjualan Riil (IPR) pada November 2018 tumbuh 3,4 persen (yoy) lebih tinggi dari 2,9 persen (yoy) pada Oktober 2018.

"Angka survei perdagangan eceran itu masih cukup tinggi, ekspektasi konsumen melakukan spending kegiatan mereka masih cukup baik," ujar dia.

Hingga kuartal terakhir 2018, angka pertumbuhan konsumsi dalam negeri masih di kisaran 5 persen sampai 5,5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com