Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Luhut: Pekerja Lokal Mendominasi di Pabrik Baterai Morowali

Kompas.com - 14/01/2019, 16:11 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman (Menko Maritim), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pekerja lokal mendominasi operasional pabrik baterai lithium di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Ini menyusul banyak pihaknya yang mengatakan pekerja asing menyerbu kawasan IMIP Morowali. Apalagi diketahui investornya dari China dan Jepang.

"Media sudah diajak untuk melihat, bahwa buruh Tiongkok (China) tidak 95 persen. Jadi saya pikir janganlah buat kampanye yang menyebar kebohongan, membodohi rakyat kita. Saya kira tidak elok," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Senin, (14/1/2019).

Luhut menuturkan, terdapat 31.000 orang pekerja di sana dan didominasi oleh pekerja Tahah Air. Namun sekitar 3.100 di antaranya merupakan tenaga asing yang dipekerjakan karena ada kualifikasi yang belum terisi pekerja lokal.

"Jumlah investasi sudah dekat 7,8 miliar dollar AS. Itu luas kompleksnya kira-kira 3.000 hektare," ujarnya.

Selain industri, sambung Luhut, di area tersebut juga dibangun politeknik khusus untuk menunjang keterampilan warga supaya dapat mengisi posisi strategis nantinya. Akhirnya bisa mengurangi pekerja asing yang masih dibutuhkan hingga kini.

"Politeknik sekarang dari 200 orang jadi 600 orang setahun. Investasi akan meningkat terus, buruh lokal menjadi 100.000 orang lima tahun ke depan. Saya ulangi buruh lokal, biar clear ini," imbuhnya.

Kawasan IMIP Morowali pun diproyeksikan menjadi produsen batrai kendaraan listrik terbesar di dunia.

Sebelumnya, diketahui ada beberapa investor yang tertarik membangun pabriknya di Indonesia, termasuk dari China dan Jepang.

Menko Maritim pun telah meresmikan pembangunan pabrik komponen utama baterai lithium akhir pekan lalu.

Adapun pembangun pabrik itu milik dari PT QMB New Energy Materials yang merupakan kerja sama perusahaan China, Indonesia, dan Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com