Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Ekonomi Prabowo: Neraca Dagang Catat Rekor Terburuk, Program Jokowi Tidak Jalan

Kompas.com - 16/01/2019, 20:04 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director Political Economy and Policy Studies Anthony Budiawan menilai kondisi ekonomi Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Jokowi sangat mengkhawatirkan.

Tim ekonomi Prabowo-Sandiaga Uno itu mengatakan, hal itu mengacu kepada defisit neraca perdagangan dan transaski berjalan yang mencapai rekor terburuk.

"Kalau kita lihat defisit dari Desember itu yang mengkhawatirkan," ujarnya dalam acara diskusi Bisnis PAS FM di Jakarta, Rabu (16/1/2019).

Sepanjang 2018, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit 8,57 miliar dollar AS. Angka ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia pasca kemerdekaan.

Baca juga: Rekor Terburuk, Defisit Perdagangan RI 8,57 Miliar Dollar AS di 2018

Perdagangan non migas hanya surplus 3,8 miliar dollar AS. Sementara neraca dagang migas justru defisit 12,4 miliar dollar AS.

"Jadi kebijakan (pemerintahan Jokowi) yang saat ini seolah tidak jalan semua. Apa itu yang meningkatkan ekspor atau menekan impor. Ini tidak berjalan semua termasuk kebijakan  B20 belum berjalan," kata dia.

Sementara itu angka defisit transaksi berjalan belum resmi dirilis oleh Bank Indonesia. Namun Anthony memerkirakan defisit yang terjadi akan mencapai 32 miliiar dollar AS sepanjang 2018.

"Saya lihat transaksi berjalan di kuartal IV-2018 akan melebihi 10 miliar dollar AS, Sedangkan kuartal III-2018 hanya defisit 8,8 miliar dollar AS," kata dia.

Sebelumnya berdasarkan data yang dimiliki BPS, defisit neraca dagang 2018 merupakan yang terbesar. Indonesia pernah mengalami defisit neracara dagang pada 1975 sebesar 391 juta dollar AS dan pada 2012 sebesar 1,7 miliar dollar AS.

Selanjutnya, pada 2013 terjadi defisit neraca perdagangan sebesar 4,08 miliar dollar AS dan pada 2014 defisit mencapai 2,20 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Tumbuh Lebih dari Perkiraan, Pemerintah Berharap Investasi Jalan Terus

Ekonomi China Tumbuh Lebih dari Perkiraan, Pemerintah Berharap Investasi Jalan Terus

Whats New
Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi

Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi

Whats New
Dorong Kesejahteraan Pegawai, Bank Mandiri Integrasikan Program 'Well-Being'

Dorong Kesejahteraan Pegawai, Bank Mandiri Integrasikan Program "Well-Being"

Whats New
CEO Apple Berkunjung ke Indonesia, Bakal Tanam Investasi?

CEO Apple Berkunjung ke Indonesia, Bakal Tanam Investasi?

Whats New
Konflik Iran-Israel, Kemenaker Pantau Situasi di Timur Tengah

Konflik Iran-Israel, Kemenaker Pantau Situasi di Timur Tengah

Whats New
Menperin: Konflik Iran-Israel Bikin Ongkos Produksi Energi RI Naik

Menperin: Konflik Iran-Israel Bikin Ongkos Produksi Energi RI Naik

Whats New
Pelaku Industri Satelit Nasional Mampu Penuhi Kebutuhan Akses Internet Domestik

Pelaku Industri Satelit Nasional Mampu Penuhi Kebutuhan Akses Internet Domestik

Whats New
Sebanyak 930 Perusahaan Nunggak Bayar THR, Terbanyak di DKI Jakarta

Sebanyak 930 Perusahaan Nunggak Bayar THR, Terbanyak di DKI Jakarta

Whats New
3 Faktor Kunci yang Pengaruhi Perekonomian RI Menurut Menko Airlangga

3 Faktor Kunci yang Pengaruhi Perekonomian RI Menurut Menko Airlangga

Whats New
IHSG Melemah, Ini 5 Saham Paling 'Boncos'

IHSG Melemah, Ini 5 Saham Paling "Boncos"

Whats New
10 Bandara Tersibuk di Dunia Sepanjang Tahun 2023

10 Bandara Tersibuk di Dunia Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Kedubes Denmark Buka Lowongan Kerja, Gaji Rp 132 Juta Per Tahun

Kedubes Denmark Buka Lowongan Kerja, Gaji Rp 132 Juta Per Tahun

Whats New
Pelemahan Rupiah Akan Berpengaruh pada Manufaktur RI

Pelemahan Rupiah Akan Berpengaruh pada Manufaktur RI

Whats New
Rupiah 'Ambles', Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Rupiah "Ambles", Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Whats New
Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS dari Korea Development Bank

Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS dari Korea Development Bank

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com