Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan Dorong Penggunaan Minyak Sawit dengan Bio Refinery

Kompas.com - 17/01/2019, 20:09 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mendorong pengembangan proyek bio refinery. Proyek tersebut mengolah minyak kelapa sawit (CPO) yang telah dihilangkan getah, bau dan pengotor lainnya untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar ramah lingkungan, seperti green diesel dan green avtur.

Hal tersebut disampaikan Jonan saat mengunjungi Refinery Unit (RU) III PT Pertamina di Plaju, Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, didampingi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

"Pemerintah mendorong penggunaan energi dan bahan bakar yang lebih bersih. Jadi Pertamina mengambil inisiatif untuk mengolah energi yang lebih bersih di Refinery Plaju dan di Sungai Gerong di RU 3," ujar Jonan dalam keterangan tertulis, Kamis (17/1/2019).

Dalam proses bio refinery, yang dilakukan adalah mencampur kelapa sawit, baik residu atau bagian lain dari kelapa sawit untuk ke minyak diesel. Dengan demikian, minyak dieselnya akan lebih ramah lingkungan.

Baca juga: Anggota Komisi VII Sindir Jonan Sering Absen Rapat Dengan DPR

Jonan mengatakan, rencananya akan dibangun unit pengolahan yang dapat meningkatkan pengolahan dari 100 persen minyak kelapa sawit menjadi 100 persen minyak diesel.

Menurut dia, selain ramah lingkungan, CPO juga dapat mengurangi impor bahan bakar minyak.

"Tujuannya untuk mengurangi gas buang dan polusi serta impor karena kita impor bahan bakar sehari sekitar 400.000 barrel," kata Jonan.

Jonan mengatakan, bio refinery dilakukan agar Pertamina berubah dari pengolah energi fosil menjadi sebagian pengolah energi yang terbarukan, dari kelapa sawit.

Pada kesempatan yang sama, Nicke mengatakan bahwa yang dihasilkan dari RU III ini adalah kernel oil, yaitu produk turunan dari CPO yang dicampur dengan residu. Selama ini, residu terbuang begitu saja. Dengan refinery ini, residu tersebut akan diproses di Residue Catalytic Cracking (RCC) Unit menjadi produk green fuel yang lebih baik.

"Secara emisi karbon lebih baik untuk lingkungan. Selanjutnya kami akan melakukan proses yang 100 perse dari CPO juga di RU III ini," kata Nicke.

Setelah di Plaju, rencananya cara tersebut akan diterapkan di kilang Balikpapan, Kilang Balongan, dan Kilang Cilacap.

"Jadi kita akan tambah kapasitasnya sehingga perlahan yang B20 juga akan kita campur, jadi ada beberapa opsi," tambah Nicke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com