Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Geologi Siapkan Sistem untuk Deteksi Aktivitas Anak Krakatau

Kompas.com - 21/01/2019, 19:32 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Mitigasi Gunung api Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan mengatakan, kemungkinan ancaman bencana akibat anak gunung krakatau tak hanya dari satu sumber. Kemungkinan ada interaksi lain di bawah laut yang selama ini belum terdeteksi.

Hal ini disebabkan minimnya infrastuktur pengawasan aktivitas gunung anak krakatau yang masih terbatas.

"Infrastruktur pemantauan letaknya jauh di darat. Tidak ada internet," ujar Hendra di kantor KESDM, Jakarta, Senin (21/1/2019).

Sistem yang saat ini diterapkan menggunakan sistem di radio yang menghubungkan pulau terdekat dengan pos pemantauan di gunung anak krakatau. Sistem itu dilengkapi infrasonik hingga CCTV. Pada 2016 lalu, mereka berencana mrmbangun enam stasiun serupa. Namun, satu persatu rusak dan hilang karena vandalisme.

Oleh karena itu, Badan Geologi telah merancang sistem untuk mengatasi kompleksitas, baik dari segi sains maupun iptek untuk menekan jumlah korban akibat aktivitas gunung.

"Ini bisa diakses dengan HP, komputer, di mana saja. Ini akan kota terapkan di mana kita bisa terima data dalam jangkauan area yang luas," katw Hendra.

Selain itu, pihaknya juga menjajal sistem yang mengirim pesan real time mengenai kondisi anak krakatau melalui SMS. Namun, cara ini membutuhkan biaya besar karena menggunakan pulsa yang tak sedikit. Badan geologi jiga mencoba penggabungan sistem radio dan internet.

"Sistem yang lama punya kekurangan. Nanti kita coba saling menutupi kebutuhan data dengan menggunakan multiparameter dari sensor yang akan kita pasang," kata Hendra.

Di samping itu, ada pula opsi lain menggunakan modul satelit. Namjn, biaya yang dibutuhkan jauh leboh mahal karena harga perangkatnya yang tinggi.

"Dari masalah pengembangan ke depannya diharapkan kita bisa mencegah kejadian karena ada masalah dalam infrastruktur," kata Hendra.

Sementara itu, Kepala Badan Geologi KESDM Rudy Suhendar memastikan pihaknya akan meningkatkan pengawasan dengan menambah beberapa instrumen yang akan dipasang di anak krakatau. Untuk sementara waktu, Badan Geologi belum berani mendekat ke lokaso karena statusnya masih siaga.

"Kita juga akan memberi informasi dan sosialisasi bersama dengan BNPB, kemudian kita akan lakukan prakiraan setiap bulan, infokan, declaire aktivitas setiap gunung," kata Rudy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com