Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Paceklik, Pemerintah Siapkan Skema Serap Gabah dan Jagung

Kompas.com - 22/01/2019, 18:32 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah mempersiapkan skema penyerapan gabah dan jagung menjelang panen raya pada pertengahan Februari hingga Mei 2019 mendatang.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, penyerapan gabah dan jagung dilakukan untuk persiapan paceklik di sekitar Oktober, di mana hasil panen dipastikan bakal lebih rendah.

Pasalnya, saat ini, Amran mengatakan di Probolinggo sudah ada 2 hingga 3 hektar (ha) lahan siap panen dengan harga jagung kering Rp 4.000 per kilogram di tingkat petani.

"Nanti panen puncak, harganya bisa lebih rendah lagi. Sehingga kita lakukan antisipasi dari sekarang," ujar Amran ketika memberikan penjelasan kepada awak media di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Selasa (22/1/2019).

Baca juga: Menko Darmin: Jika Tak Impor, Harga Jagung Tembus Rp 8.000 Per Kg

Amran menyatakan, pihaknya telah menyiapkan 900.000 dryer atau pengering untuk menjaga kualitas hasil panen beras dan jagung di tengah musim penghujan.

Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) menjadi pihak yang diberi tugas untuk menyerap hasil panen beras tersebut. Sebelumnya, Bulog memang hanya ditugaskan untuk menyerap gabah saja.

"Bulog nanti akan lakukan serapan untuk disimpan, persiapan untuk Oktober, dulu kan Bulog serapnya beras," lanjut Amran.

Baca juga: Harga Telur dan Daging Ayam Masih Tinggi karena Kelangkaan Jagung

Keseimbangan harga saat panen dan paceklik adalah tujuan dari serap gabah dan jagung di musim panen raya ini. Sehingga, pedagang dan petani tidak dirugikan dengan harga yang terlampau rendah di musim panen atau terlampau tinggi di musim paceklik.

Melengkapi Amran, Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, jumlah jagung yang akan diserap disesuaikan dengan kebutuhan. Pihaknya akan mengelakokasikan jagung kering untuk cadangan peternak dan para pengusaha pakan.

"Untuk jaga kelangkaan harga pakan naik, kita siapkan untuk cadangannya," ujar pria yang akrab disapa Buwas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com