Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Idealnya Jumlah Bank di Indonesia 50 sampai 70..."

Kompas.com - 29/01/2019, 10:10 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perang bunga antar bank karena suku bunga acuan bank Indoensia (BI) yang saat ini cukup tinggi membuat persaingan likuditas di Indonesia menjadi cukup ketat.

Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo menilai, dengan persaingan likuiditas tersebut Indonesia harus menurunkan jumlah bank, idealnya tidak lebih dari 70 bank.

"Persaingan DPK (dana pihak ketiga) nggak balance antara BUKU 4, BUKU 3, dan BUKU 22. Jumlah bank di Indonesia idealnya 50 sampai 70," ujar Kartika di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Adapun saat ini, berdasarkan data Badan Perbankan Indonesia (SPI) di November 2018 setidaknya terdapat 115 bank di Indonesia. Jumlah ini belum memperhitungkan aksi merger oleh Bank Danamon dan Bank Nusatara Parahyangan (BNP).

Baca juga: Dua Bank Hasil Merger Akan Beroperasi pada Semester I 2019

Kartika mengatakan, beberapa bank memang perlu melakukan aksi konsolidasi dan wajib merger. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun tengah mengkaji aturan mengenai hal itu.

Sebelumnya, OJK sendiri juga telah memiliki aturan terkait kepemilikan tunggal saham pada Peraturan OJK Nomor 39/POJK.03/2017 mengenai Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia yang menekankan setiap pihak hanya bisa menjadi pemegang saham pengendali satu bank.

"Bank-bank yang memiiki skala usaha yang cukup bisa melakukan akuisisi serta merger, kami positif melihatnya dan bisa jadi ini juga insentif untuk bank-bank berskala besar bisa akuisisi bank lain sehingga mempercepat penurunan jumlah bank di Indonesia," ujar Kartika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com