Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BKPM: Insentif untuk Investor Belum "Nendang"

Kompas.com - 30/01/2019, 19:37 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menilai, pemerintah perlu lebih agresif memberikan insentif kepada para investor.

Dia menilai, dengan data realisasi investasi hingga 2018, berbagai insentif yang diberikan belum terlihat dampak besar bagi peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA).

"Dari angka-angka dan data yang sudah real number, bahwa insentif sekarang ini belom berhasil untuk mengangkat, belum nendang dibandingkan harapan kita semua tentunya," ujarnya di Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Selama ini pemerintah sendiri kerap memberikan insentif kepada investor berupa pengurangan pajak atau tax holiday.

Baca juga: BKPM: Realisasi Investasi 2018 Serap 960.000 Tenaga Kerja

Namun menurut Thomas, pemerintah perlu menambah insentif kepada para investor. Hal ini penting untuk menggoda para investor menanamkan modalnya di Indonesia.

Saat ini kata dia, sudah menjadi rahasia umum bila sejumlah negara tetangga Indonesia, sangat agresif menggoda investor untuk berinvestasi di negaranya.

"Vietnam misalnya sedang merasakan investment boom. Bahkan di tengah perlambatan FDI (investasi langsung) secara global. Jadi Pemerintah Indonesia harus jauh lebih agresif," kata Thomas.

"Apalagi perlu ada pengimbangan kelemahan lain seperti skill defisit tenaga kerja kita, dan kesulitan regulasi, regulasi tumpang tindih dan penyederhaaan. Jadi hemat kami, insentif yang ditawarkan harus dibuat lebih agresif daripada yang ada sekarang," sambungnya.

Pada 2018, realisasi investasi mencapai Rp 721,3 triliun. Meski naik 4,1 persen dibandingkan tahun 2017, namun realisasi itu tetap tak capai target yang sebesar Rp 765 trilliun.

Rincian realisasi investasi 2018 terdiri dari PMDN tahun 2018 mencapai Rp 328,6 triliun, naik 25,3 persen dibandingkan 2017. Sedangkan rea|isasi investasi PMA 2018 sebesar Rp 392,7 triliun, turun 8,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com