Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi XI DPR Kritik Kinerja BKPM

Kompas.com - 30/01/2019, 21:22 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi XI DPR RI Melchias Marcus Mekeng mengritik kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam menjaring investasi.

Dia menilai BKPM belum maksimal dalam menarik investor sehingga aliran dana asing tidak mengalir kencang masuk ke Indonesia.

"BKPM tidak membawa investasi masuk ke sini, bahkan saya dengar tadi minus, ini juga membuat suplai dollar agak sempoyongan," ujar Mekeng di Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Mekeng menyebutkan, nilai tukar rupiah tahun 2018 sempat drop karena dipengaruhi faktor eksternal. Salah satunya adalah langkah The Fed yang menaikan suku bunga.

Baca juga: Realisasi Investasi 2018 Naik, Tetapi Tetap Tak Capai Target

Dengan langkah The Fed itu para investor banyak yang menarik dollarnya dari Indonesia.

"Investment portfolio dana-dana luar negeri yang memasukkan dalam negeri drop sekali, yang tadinya 20 miliar dollar AS tinggal 1 miliar dollar AS, sisanya lari keluar. Itu membuat dollar kita agak naik," kata Mekeng.

Beruntung lanjut Mekeng, Bank Indonesia melakukan intervensi dalam menghadapi kondisi tersebut. Sehingga akhirnya rupiah bisa kembali menguat akhir-akhir ini.

"Belakangan setelah BI melakukan beberapa kebijakan menaikkan suku bunga, dollar pelan-pelan mulai masuk, portofolio investasi pelan-pelan sudah mulai masuk, ini memperkuat suplai dollar kita," ucap dia.

Sebelumnya, realisasi investasi mencapai Rp 721,3 triliun sepanjang 2018. Realisasi ini naik 4,1 persen dibandingkan tahun 2017.

Namun demikian, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, realisasi itu belum mencapai target.

"Untuk tahun 2018 kami tidak berhasil mencapai target, realisasi hanya 94 persen," ujarnya di dalam konferensi pers di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com