Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asperindo Surati Maskapai dan Pemerintah Terkait Kenaikan Tarif SMU

Kompas.com - 04/02/2019, 21:25 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo), Mohamad Feriadi mengatakan, pihaknya sudah pernah mengirim surat kepada manajemen maskapai penerbangan dan pemerintah terkait kenaikan tarif Surat Muatan Udara (SMU).

Asperindo ingin membahas dan menyampaikan tanggapan soal tarif SMU tersebut, namun hingga kini tidak balasan atau respon dua instansi itu.

"Kami sudah menyurati Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan beberapa kementerian terkait, termasuk airline, tapi memang tidak ada respon," ujar Feriadi ketika dihubungi Kompas.com, Senin (4/2/2019).

Feriadi mengungkapkan, adanya kenaikan tarif SMU memberikan dampak besar bagi anggota Asperindo dalam menjalankan operasional perusahaannya. Mereka harus memutar otak seperti apa menerapkan tarif besaran pengiriman barang kepada konsumen.

Asperindo pun berencana menghentikan pelayanan pengiriman kargo via udara beberapa waktu, direncanakan pada 7-9 Februari ini.

"Itu belum officially now. Karena ada kewenangannya di bawah tim kami, tim pokja, untuk aksi itu," terangnya.

Selain menyurati, sambung Feriadi, Asperindo sudah pernah bertemu dengan salah satu pejabat maskapai penerbangan, Garuda Indonesia. Namun pertemuan itu tanpa hasil alias nihil.

"Seingat saya, Oktober pernah bertemu dengan Direktur Kargo Garuda (Indonesia), tapi memang tidak ada titik temu dalam pertemuan itu," tuturnya.

Dikatakannya, kebijakan kenaikan tarif SMU ini sebagai malapetaka atau bencana bagi Asperindo. Sebab, penerapan aturan baru tarif SMU dilakukan secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan lebig dahulu.

"Kita, Asperindo sekarang ini tengah menghadapi tsunami. Karena datang tiba-tiba, mendadak, yang biasanya memang kita tahun kapan akan terjadi. Kenaikan ini yang sangat kami sayangkan," cetusnya.

Ia menambahkan, rencana menghentikan aktivitas pengiriman sementara ini bagian dari protes kepada maskapai maupun pemerintah, melalui kementerian terkait. Asperindo hanya ingin didengarkan aspirasinya sehingga tidak terbebani dengan kenaikan tarif SMU.

"Ini hanya menunjukkan sikap kami, bahwa kami kesulitan dan kewalahan menghadapi situasi seperti ini. Jadi kami harus menunjukkan sikap," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com