Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perizinan secara "Online" Belum Optimal, BKPM Beberkan Kendalanya

Kompas.com - 07/02/2019, 06:33 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengakui bahwa sistem Online Single Submission (OSS) masih banyak kelemahan. Sistem tersebut mulai berjalan pertengahan 2018 lalu.

Mulanya, OSS dioperasikan di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Namun, sejak 2 Januari 2019, OSS resmi di bawa kelola BKPM. OSS dibentuk untuk meningkatkan investasi dengan mempermudah proses perizinan. Namun, ternyata capaian investasi sepanjang 2018 belum mencapai target.

"Masih banyak tantangan, masih cukup banyak kesulitan," ujar Thomas di kantor BKPM, Jakarta, Rabu (6/2/2019).

Thomas mengatakan, kendala yang dimaksud salah satunya yakni software dan konektivitas. Kedua hal dalam sistem tersebut masih perlu dibenahi. Rencananya, perubahan wajah OSS akan diperkenalkan pada Maret tahun ini.

"Maret kami mau meluncurkan fase baru dari OSS," kata Thomas.

Dalam fase baru tersebut, OSS lebih berperan dari aspek pengawalan. Misalnya, memfasilitasi proyek-proyek investasi besar di daerah untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan kementerian. Hal ini akan berimbas pada kemudahan izin berusaha di daerah.

"OSS ini dimaksudkan untuk menajdi platform koordinasi online antarkementerian, antarlembaga, juga menyamakan tantangan dan kendala investasi di fase lanjutan. OSS dan aspek perizinan terus kita benahi dan sempurnakan," kata Thomas.

Diketahui, realisasi investasi sepanjang 2018 mencapai Rp 721,3 triliun atau naik 4,1 persen dibandingkan tahun 2017.

Namun realisasi itu belum mencapai target atau hanya tercapai 94 persen dari Rp 765 trilliun. Target ini gabungan dari Penanaman Modal asing (PMA) dan Penanaman modal Dalam Negeri (PMDN).

BKPM mengungkapan, sejumlah hal menjadi penyebab realisasi tak capai target. Mulai dari kurangnya eksekusi implementasi kebijakan, hambatan dari faktor eksternal hingga transisi perizinan ke sistem OSS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com