Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga CPO Kembali Melemah, Ini Pemicunya

Kompas.com - 08/02/2019, 17:06 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber KONTAN

JAKARTA, KOMPAS.com - Sempat menguat kemarin, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali melemah pada perdagangan dunia. Pernyataan Presiden Trump terkait perang dagang jadi sentimen utama pelemahan harga CPO saat ini.

Mengutip Bloomberg, pukul 15.08 WIB harga kontrak pengiriman April 2019 di Malaysia Derivative Exchange pada pukul 16.20 WIB di level RM 2.296 per metrik ton, turun 0,94 persen dari sehari sebelumnya yang ada di level 2.318 ringgit per metrik ton.

Mengutip Kontan.co.id, Jumat (8/2/2019), analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan pelemahan harga CPO pada perdagangan disebabkan oleh tiga faktor.

Pertama, kecemasan pelaku pasar terhadap kelanjutan perang dagang Amerika Serikat dan China. Kekhawatiran pasar timbul karena pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa dirinya tidak berniat untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum tenggat waktu 1 Maret untuk mencapai kesepakatan.

“Dengan tidak adanya niat untuk bertemu maka pelaku pasar khawatir bahwa perang dagang tidak ada kesepakatan. Ini juga bisa menimbulkan tekanan bagi pelaku pasar,” ujar Yudi, Jumat (8/2/2019).

Selain persoalan perang dagang, Yudi bilang faktor kedua penyebab lemahnya harga CPO yakni pembatasan ekspor CPO ke negara kawasan Uni Eropa. Dia menyebut dengan adanya pembatasan akan menurunkan permintaan sehingga harga kembali melemah.

Terakhir faktor pelambatan ekonomi global. “Sebelumnya International Monetary Fund (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global dari sebelumnya 3,7 persen menjadi 3,5 persen pada 2019 dan 3,6 persen pada 2020. Hal ini turut menekan harga minyak sawit mentah,” tandasnya.

Karena ketiga faktor tersebut, Yudi meyakini harga CPO masih dalam tren pelemahan. Apalagi, Dia menegaskan sebelum ada titik terang dari perang dagang, harga komoditas termasuk CPO akan bergejolak. Hanya saja, Yudi melihat bahwa besok harga CPO bisa menguat tipis karena harga CPO yang sempat melemah awal minggu ini.

“Bisa menguat karena ada aksi profit taking dan sempat melemah juga awal minggu. Tetapi tren harga CPO melemah karena perang dagang itu sendiri,” imbuh Yudi.

Yudi memperkirakan, sepekan ke depan harga CPO diproyeksi bergerak di angka 2.200-2.400 ringgit per metrik ton.

Secara teknikal, Yudi melihat harga CPO bergerak di atas garis MA 50 dan MA 100. Lalu indikator stochastic bergerak turun di area 84,93, kemudian indikator RSI naik di area 55,85. Dari seluruh indikator menunjukkan harga CPO masuk dalam tren melemah. Yudi merekomendasikan buy on dips. (Jane Aprilyani)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Harga CPO kembali melemah, berikut pemicunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com