Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Rini Pastikan Stok Pupuk Bersubsidi Aman

Kompas.com - 08/02/2019, 19:09 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi di gudang-gudang PT Pupuk Indonesia cukup hingga tiga bulan ke depan.

Hal tersebut ia sampaikan saat meninjau langsung Gudang Lini III Pasir Hayam di Cianjur, Jawa Barat.

Rini mengatakan, Presiden Joko Widodo selalu menekankan agar pupuk selalu tersedia di saat petani membutuhkan.

"Kita betul-betul mau menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi sampai tiga bulan," ujar Rini di Gudang Lini III Pasir Hayam di Cianjur, Jawa Barat, Jumat (8/2/2019).

Baca juga: Kementan Terus Perangi Pratik Mafia Pupuk

Hingga 7 Februari 2019, total stok pupuk subsidi Nasional di Lini III (gudang yang berlokasi di Kabupaten) dan Lini IV (kios resmi) sebesar 1,39 juta ton. Belum lagi stok yang terdapat di gudang pabrik dan gudang provinsi. Secara nasional, stok pupuk yang tersedia sebesar 1,2 juta, sementara kebutuhan hanya sekitar 330.000 ton.

"Kami akan jaga ini terus. Kita selalu komunikasi dengan Kementerian Pertanian untuk menjaga ketersediaan di agen," kata Rini.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kementerian Pertanian Nomor 47/Permentan/PP.130/11/2018, Pupuk Indonesia mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi dengan total sebanyak 8,8 juta ton. Tercatat hingga 31 Januari 2019, pupuk bersubsidi di tingkat Nasional telah diserap sebanyak 867 ribu ton atau 10 persen dari alokasi tahun 2019.

Dalam penugasannya, Pupuk Indonesia menjalankan berbagai strategi untuk menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi agar penyalurannya selalu optimal. Salah satu strateginya adalah dengan mewajibkan Anak Usaha Produsen pupuk yang tergabung dalam Pupuk Indonesia Grup untuk menyediakan stok pupuk bersubsidi dan non subsidi hingga lini IV atau Kios Pupuk.

Baca juga: Prabowo Sebut Sejumlah BUMN Bangkrut, Ini Respons Menteri Rini

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat mengatakan, pihaknya juga mengoptimalkan alokasi pupuk bersubsidi yang tersedia di masing-masing Kabupaten/Kota dan mendorong distributor dan kios untuk mengoptimalkan penyaluran pupuk bersubsidi.

“Untuk memastikan penyaluran pupuk berjalan dengan optimal terutama sepanjang momentum musim tanam hingga Maret, kami telah mengantisipasi dengan meningkatkan sistem monitoring distribusi, menambah jumlah tenaga pemasaran di daerah dan juga memperkuat armada transportasi darat dan laut," kata Aas.

Aas mengatakan, penyaluran pupuk subsidi hingga Maret 2019 sebesar 2,29 juta ton. Pupuk Indonesia memprioritaskan untuk kebutuhan sektor tanaman pangan.

Untuk wilayah Jawa Barat sendiri, Aas kembali menegaskan bahwa stok dan penyaluran pupuk akan terus dimonitoring. Hingga 7 Februari 2019 stok pupuk bersubsidi di wilayah Jawa Barat mencapai 151.252 ton atau tiga kali lipat dari ketentuan minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah. Jumlah tersebut terdiri dari 51.968 ton Urea, 54.438 ton NPK, 22.966 ton SP36, 12.111 ton ZA dan 9.770 ton Organik.

“Jumlah itu dipastikan aman hingga bulan Maret ini berakhir,” kata Aas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com