Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Baru Nabung Reksa Dana, Investasi Sekaligus Berderma

Kompas.com - 13/02/2019, 16:52 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT BNP Paribas Investment Partner pada akhir tahun lalu meluncurkan produk reksa dana baru berupa reksa dana indeks dengan menggandeng Yayasan Kehati.

Mereka mengangkat aspek impact investing, di mana investasi yang dilakukan tak hanya mengejar return, tapi berdampak pada aspek lingkungan dan sosial. Investasi semacam itu merupakan strategi yang dinamakan Socially Responsible Investment (SRI).

"Kalau reksa dana biasa hanya bicara prospek investasi dan kinerja perusahaan, tapi tidak bicara apakah sektor ini memberikan impact positif terhadap lingkungan hidup maupun sosial," ujar Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners (BNPP IP) Vivian Secakusuma di kantornya, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: Tahun Politik, Investasi di Reksa Dana Saham Bisa Jadi Pilihan

Dengan adanya prinsip SRI, maka investasi bisa menghasilkan di dua sisi, yaitu imbal hasil dan juga kontribusi positif ke komunitas. Vivian mengatakan, di Indonesia, ada tiga sektor yang berpotensi besar untuk mengimplementasikan impact investing, yakni energi, pertanian, dan air.

Ketiga aspek tersebut sangat menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat. Di sektor energi, penggunaan bahan bakar fosil perlu menjadi perhatian utama.

Untuk mengurangi emisi bahan bakar, maka perlu ada energi alternatif. Maka dari itu, masih terbuka banyak peluang untuk investasi di sektor energi baru dan terbarukan.

 

Baca juga: Investasi Reksa Dana di Tahun Politik

Selain itu, sektor pertanian lekat dengan pangan yang menjadi kebutuhan utama masyarakat. Jika terjadi kelangkaan pangan, maka akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat sehingga perlu investasi lebih banyak di sektor ini.

"Air bersih juga menjadi salah satu concern bagaimana untuk menjaga ketersediaannya," kata Vivian.

Saat ini penterasi investasi di Indonesia masih rendah. Investor reksa dana masih di bawah 1 juta orang, sementara penduduk di Indonesia jumlahnya lebih dari 260 juta orang.

Artinya, penetrasi investasi reksa dana masih kurang dari 1 persen. Oleh karena itu, reksa dana indeks SRI-Kehati menyasar milenial di mana saat ini Indonesia akan mendapat bonus demografi dengan jumlah penduduk usia muda dan produktif melimpah.

Milenial akan menjadi basis investor mereka.

Baca juga: Reksa Dana Saham Redominasi Dollar AS Masih Menjanjikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com