Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Sentimen Positif, Rupiah Diprediksi Melemah Lagi

Kompas.com - 18/02/2019, 05:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelemahan rupiah yang terjadi pekan lalu diperkirakan bakal berlanjut pekan depan. Sejumlah sentimen negatif diyakini bakal menjadi pemberat laju pergerakan mata uang Garuda.

Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengatakan, pelemahan rupiah pada pekan lalu terimbas oleh data neraca perdagangan Indonesia yang mencatat defisit hingga 1,16 miliar dollar AS.

Mengutip Bloomberg, rupiah pada Jumat (15/2/2019) ditutup di level Rp 14.154 per dollar Amerika Serikat (AS), melemah 0,45 persen dari sehari sebelumnya yang ada di level 14.090. Selama sepekan, rupiah melemah 1,42 persne dari Rp 13.955 per dollar AS.

Menurut Putu, untuk sementara belum ada sentimen positif yang akan menjadi katalis penolong rupiah meski data penjualan ritel AS pada Desember 2018 yang dirilis pekan lalu memburuk.

Baca juga: Rupiah Kembali ke Level Rp 14.000 Per Dollar AS, BI Disarankan Intervensi

Nah, untuk pekan depan, kata Putu ada beberapa yang perlu diwaspadai. “AS mulai melebarkan perang dagang mulai menyerang India terkait tarif ekspor impor,” kata Putu.  

Selain itu perkembangan perang dagang masih dinanti pelaku pasar.

Putu memprediksi Senin (18/2/2019) rupiah masih tetap terkoreksi dan bergerak di rentang Rp 14.080-Rp 14.210 per dollar AS. Sedangkan sepekan ke depan berada di level Rp 14.000-Rp 14.260 per dollar AS. (Yusuf Imam Santoso)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co. id dengan judul Pelemahan rupiah diramal berlanjut pekan depan, simak sentimen yang patut diwaspadai


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com