Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Takuti Utang, Manfaatkan untuk Investasi

Kompas.com - 18/02/2019, 13:39 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, utang adalah momok. Utang sering kali dianggap negatif dan memicu kecemasan traumatik. Padahal tak selamanya hal itu benar.

Utang tak selalu negatif, justru bisa dimanfaatkan untuk peluang investasi. Misalnya saja utang negara yang diterbitkan pemerintah lewat surat utang.

“Surat utang negara justru semestinya menjadi sarana investasi bagi investor lokal, bukan untuk ditakuti," kata Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW Budi Hikmat dalam keterangan pers, Jakarta Senin (18/2/2019).

"Hal ini keliru jika memposisikan kondisi kesehatan utang individu dengan utang negara,” sambungnya.

Baca juga: Akhir 2018, Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi 376,8 Miliar Dollar AS

Ia menuturkan, risiko gagal bayar negara adalah nol. Hingga saat ini kata dia, sejak penerbitan surat utang, belum pernah ada kejadian pembayaran kupon atau bagi hasil terlambat atau gagal.

Begitu pun pokok utang negara langsung dibayar ketika jatuh tempo. Hal ini membuat obligasi negara sebagai investasi yang memiliki imbal hasil tinggi dengan risiko rendah.

Selain itu Budi menuturkan, kondisi utang Indonesia masih dalam taraf wajar dan sehat dibandingkan dengan sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Brasil.

Dari data Bloomberg, utang Indonesia berkisar 293,08 miliar dollar AS, dengan level utang terjaga stabil pada level 28,9 persen dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Sedangkan posisi utang Brazil telah mencapai 1,08 triliun dollar AS atau 84 persen dari total PDB-nya.

Ke depan, Budi berharap semakin banyak investor domestik, terutama generasi milenial, memanfaatkan surat utang negara sebagai sarana investasi.

Hal ini penting agar pasar obligasi Indonesia tak selalu bergantung pada arus modal asing.

Sebab saat ini kepemilikan surat utang Indonesia masih lebih besar didominasi investor asing dibandingkan investor domestik.

Total kepemilikan asing di SUN mencapai posisi tertinggi, yakni Rp 923 triliun.

Baca juga: Disebut Menteri Pencetak Utang, Sri Mulyani Jawab dengan Puisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com