Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Memutuskan untuk "Resign"

Kompas.com - 21/02/2019, 09:58 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Forbes

JAKARTA, KOMPAS.com - Sama halnya dengan hubungan percintaan, soal pekerjaan juga memiliki lika-liku tersendiri. Namun, bagaimana caranya kita bisa mengetahui kapan harus benar berhenti dari pekerjaan yang tengah ditekuni?

Dalam membangun sebuah karir, masing-masing dari kita tentu ingin memiliki jenjang karir yang matang, namun kerap kali dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan yang tak kunjung membuat diri kita berkembang.

Lalu bagaimana kita bisa benar-benar yakin telah melakukan hal yang tepat?

Berikut beberapa tips yang disadur dari Forbes, Kamis (21/2/2019) soal bagaimana berhenti bekerja, atau bahkan tidak sama sekali:

1. Pahami Tujuan Anda

Akan sangat mudah bagi Anda merasa jenuh jika menuntut begitu banyak dari pekerjaan Anda. Atau, anda terlalu berharap terlalu banyak kepada perusahaan atau atasan Anda di kantor mengidentifikasi jalur karier yang paling tepat bagi Anda.

Alih-alih, jelaskanlah apa yang Anda inginkan dalam hidup dan bagaimana Anda ingin bekerja mendukung hal itu. Ketika Anda tahu apa tujuan Anda, Anda tahu tantangan apa yang layak untuk dilalui dan peluang mana yang benar-benar terbaik.

2. Pahami Batas Kemampuan Anda

Terkadang sulit untuk memahami dari mana rasa rasa frustasi datang atau apa yang menyebabkan Anda tak benar-benar bisa terikat dengan pekerjaan Anda. Kerap kali, kita akan menyalahkan pekerjaan kita atas rasa lelah dan mulai berkurangnya antusiasme terhadap peran di tempat kerja kita.

Namun bisa jadi penyebab utama adalah rasa jenuh yang bertumpuk, yang juga dibarengi dengan kita yang mulai abai merawat diri sendiri hinggabbeban kerja yang besar namun menghasilkan sedikit kepuasan.

Jika ini terdengar seperti apa yang Anda alami saat ini, pertimbangkan apa yang dapat Anda lakukan untuk memulihkan energi Anda. Pilihannya termasuk mengambil liburan, bermeditasi untuk membantu mengelola rasa stres, atau melakukan olah raga.

3. Identifikasi Faktor yang Bisa Membuat Anda Bertahan

Hal ini bisa saja sesimpel kenaikan gaji. Namun kerap kali terdapat faktor yang jauh lebih besar ketika Anda tengah mempertimbangkan hal-hal yang akan membuat Anda bertahan di pekerjaan saat ini atau Anda memang bersedia untuk bekerja di tempat Anda saat ini.

Bayangkan apa yang akan Anda rasakan setiap kali berangkat kerja. Izinkan diri Anda berfantasi tentang tanggung jawab dan peran yang ideal bagi Anda. Pikirkan pula bagaimana Anda ingin berelasi dengan kolega Anda di tempat kerja.

2. Berkontribusi lebih banyak tentang apa yang Anda inginkan

Banyak orang akan lebih memilih menunggu atasannya untuk berdiskusi soal karier dsn ketika hal tersebut tak terjadi, mereka akan berasumsi perusahaan tidak benar-benar peduli akan masa depan karirnya. Padahal, Anda sendirilah yang seharusnya menentuman karier seperti apa yang Anda inginkan.

Anda sendirilah yang memilih untuk melakukan pekerjaan di perusahaan yang mepekerjakan Anda. Lalu, mengapa bukan Anda sendiri yang menginisiasi percakapan soal pengalaman, tanggung jawab atau kesempatan yang membuat Anda tetap ingin tinggal.

Ini bukan soal memberi ultimatum, akan tetapi sikap kolaboratif Anda untuk bisa menyesuaikan keinginan dan pengalaman Anda dengan perusahaan.

4. Gali lebih jauh pilihan-pilihan yang Anda miliki

Sebab kini perusahaan lebih terbuka dengan berbagai pilihan eksplorasi yang bisa membuat Anda lebih sukses.

Halaman:
Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com