Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli Bandingkan Kinerja Jokowi dan Megawati soal Pengurangan Kemiskinan

Kompas.com - 25/02/2019, 15:25 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom senior Rizal Ramli mengatakan, kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) paling rendah jika dibandingkan dengan beberapa presiden Indonesia sebelumnya. Ini khususnya dalam pengurangan angka kemiskinan, termasuk di era Presiden Megawati Soekarnoputri.

"Presiden Widodo, prestasinya dalam penurunan kemiskinan paling rendah dari semua presiden sejak reformasi," kata Rizal dalam jumpa pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (25/2/2019).

Rizal menyebutkan, Presiden Jokowi hanya mampu mengurangi angka kemiskinan sekitar 450.000 orang per tahun. Angka ini terbilang kecil jika dibandingkan dengan pengentasan kemiskinan oleh presiden-presiden terdahulu.

Baca juga: Sentuh 1 Digit, Tantangan Menurunkan Angka Kemiskinan Makin Berat

"Bandingkan dengan era Presiden Gus Dur, yang berhasil menurunkan kemiskinan 5,05 juta per tahun. Presiden Habibie, 1,5 juta orang per tahun, Megawati 570.000 orang per tahun, dan presiden SBY 840.000 per tahun," sebutnya.

Melihat capaian ini, Rizal mengaku heran dengan sikap Jokowi yang terkesan berlebihan dalam nengklaim kinerjanya atau overclaim. Sebab, hal ini sering disampaikan dan diucapkan mantan Guberbur DKI Jakarta itu.

Ia menilai, rendahnya capain penurunan angka kemiskinan era Jokowi karena telah meninggalkan konsep “Trisakti”. Guna membangkitkan kembali Indonesia menjadi bangsa yang besar secara politik maupun ekonomi.

Baca juga: Mensos Optimistis Angka Kemiskinan Bisa Turun ke 9 Persen Tahun Ini

"Empat tahun telah lewat, ternyata tebaran optimisme itu, makin lama makin memudar. Bahkan dalam banyak hal, harapan akan kehidupan lebih baik makin memudar," jelasnya.

Meskipun demkian, Rizal juga mengapresiasi kinerja Jokowi dalam pembangunan infrastruktur untuk fasilitas publik. Sebab, pembangunan itu telah mampu mengurangi ketimpangan antardaerah serta memberikan manfaat kepada publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com