Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelemahan Perbankan Jadi Celah Perkembangan Fintech

Kompas.com - 27/02/2019, 12:44 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan perbankan di Indonesia sejauh ini dinilai masih terbatas menghimpun dan menyalurkan pendanaan kepada masyarakat.

Namun, belum semua kalangan bisa mendapat dan menerima layanan jasa keuangan yang diberikan perbankan.

Deputi Direktur Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Munawar Kasan menilai, keterbatasan akses layanan yang diberikan perbankan selama ini menjadi salah satu kelemahan. Kondisi dan celah itulah yang ditangkap pemberi layanan keuangan, salah satunya perusahaan teknologi keuangan (financial technology/fintech) jenis peer to peer lending.

Baca juga: OJK: Fintech dan Perbankan Jangan Saling Melemahkan

"Belum seimbanganya aktivitas pendanaan antarprovinsi, sekitar 60 persen pendanaan terkonsentrasi di Pulau Jawa," kata Munawar dalam diskusi di Jakarta, Rabu (27/2/2019).

Munawar menyebutkan, data sebaran pendanaan oleh perbankan itu terlihat dan terbukti berdasarkan hasil riset yang dilakukan OJK pada 2016. Di sisi ekonomi, Indonesia masih menghadapi sejumlah permasalahan yakni kesulitan mengakses lembaga keuangan khususnya perbanankan.

"Riset OJK 2016 menunjukkan bahwa, masih tingginya jarak pendanaan di Indonesia, yaitu sekitar Rp 988 triliun per tahun. (Sementara) kebutuhan sekitar Rp 1.649 triliun dan hanya mampu dipenuhi oleh lembaga keuangan sekitar Rp 660 triliun," tuturnya.

Baca juga: Kolaborasi Perbankan dan Fintech Bisa Tingkatkan Literasi Keuangan

Dia mengungkapkan, kemajuan dalam bidang teknologi pada layanan industri jasa keuangan merupakan cikal-bakal lahirnya fintech. Fintech peer to peer lending berusaha memberikan pilihan bagi masyarakat guna mendapatkan pendanaan atau pembiayaan lebih mudah.

Sebab, selama ini perbankan dinilai tidak bisa memberikan pendaan dengan mudah dan cepat. Termasuk nominal pinjaman yang kecil. Namun kondisi ini berbanding terbalik pada fintech.

"Fintech lahir dengan semangat memberikan kemudahan akses layanan jasa keuangan yang lebih cepat dan lebih mudah," ungkap dia.

"Startup fintech mulai berkembang secara cepat di sejumlah negara maju setelah krisis keuangan global tahun 2008. Fenomena fintech startup di bidang payment mulai berkembang di Indoensia tahun 2013, kemudian disusul oleh fintech lending di 2015," paparnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com