JAKARTA, KOMPAS.com - Wirausaha sosial tengah menjadi tren bisnis yang cukup diterima masyarakat saat ini. Wirausaha sosial dapat diartikan sebagai bisnis yang memberikan dampak sosial ke masyarakat.
Berdasarkan survei bertajuk Global Survey of Corporate Social Responsibility yang dirilis oleh Nielsen pada 2014 silam, disebutkan masyarakat Indonesia menunjukkan kesadaran sosial yang tinggi ketika membeli barang dan jasa. Sebanyak 64 persen masyarakat Indonesia bersedia membayar lebih untuk produk dan layanan dari perusahaan yang berkomitmen untuk membuat dampak sosial.
Angka itu menunjukan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan rata-rata global sebesar 55 persen. Selain itu, 62 persen menyatakan mereka memeriksa kemasan produk sebelum memutuskan untuk membeli dan memastikan merek tersebut berkomitmen terhadap dampak sosial dan lingkungan yang positif.
Baca juga: Begini Cara Singapura Tambah Wirausaha Sosial
Adapun peminat wirausaha sosial didomunasi generasi milenial. Didukung pula sistem teknologi dalam prngembangan wirausaha sosial di Indonesia.
Namun, membangun usaha tentunya tidak bisa dengan cara instan. Butuh waktu yang cukup panjang agar suatu bisnis dapat memberikan dampak bagi masyarakat dalam memperbaiki kualitas hidup mereka.
Salah satu kuncinya adalah memahami cara mengembangkan wirausaha sosial yang memberikan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan.
Baca juga: Banyak Wirausaha Sosial Bekerja dalam Senyap
Bank DBS Indonesia dalam laporannya, Kamis (28/2/2019) membagikan tiga kiat sukses menjadi wirausaha sosial sebagai berikut.
1. Pengelolaan arus kas yang terstruktur
Kondisi keuangan tentunya merupakan hal krusial dan menjadi nadi dari jalannya suatu bisnis. Oleh karena itu, perlu kedisiplinan untuk mencatat seluruh perputaran uang yang terjadi dalam bisnis, baik pemasukan maupun pengeluaran.
Pengelolaan uang yang terstruktur penting agar seluruh data dapat terlihat dengan jelas dan transparan. Jika mengetahui dengan detail dan mengerti betul arus kas bisnis yang dijalani, tentu akan memudahkan untuk menganalisa biaya yang menghasilkan dan penting, serta mana yang tidak.
Dengan demikian, Anda bisa mengelola keuangan secara efisien dan mengalokasikan anggaran yang tadinya tidak efisien menjadi modal untuk mengembangkan bisnis.
Baca juga: Gaya Baru Nabung Reksa Dana, Investasi Sekaligus Berderma
2. Pemaksimalan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peningkatan dampak sosial
Bisnis tidak akan berjalan tanpa adanya orang-orang yang bekerja di dalamnya. Bagi wirausaha sosial, sumber daya manusia menjadi komponen penting.
Anda harus memahami betul bagaimana SDM dapat menghasilkan dan membantu jalannya bisnis. Begitu pula sebaliknya, bagaimana bisnis dapat memberikan dampak bagi mereka.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan SDM, yakni memberikan pelatihan, mengadakan seminar, dan melakukan sharing session secara berkala. Kegiatan tersebut berfungsi sebagai sarana pengembangan diri dan evaluasi performa kerja.