JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, gonjang-ganjing di tubuh BPJS Kesehatan masih di bisa dibenahi. Ia menganalogikan persoalan di BPJS Kesehatan ibarat remaja yang mengalami masa pubertas.
"Sama seperti kita manusia masa pubertas selalu ada komplikasi, mukanya jerawatan lah dan segala macem. Sama saja," ujarnya di acara CNBC Economy Outlook, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
BPJS Kesehatan sebut dia, baru diluncurkan dan dimulai pada 2014, atau baru sekitar 5 tahun. Dia menilai, jangka waktu tersebut masih terlalu dini bagi BPJS Kesehatan untuk bisa berkembang.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, banyak waktu yang bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki kinerja BPJS Kesehatan ke depan.
Baca juga: Ketika Sri Mulyani dan Dian Sastrowardoyo Saling Memuji...
Seperti diketahui, BPJS Kesehatan terus menerus mengalami defisit anggaran lantaran bengkaknya tagihan peserta BPJS Kesehatan.
Menurut Sri Mulyani hal ini terjadi lantaran masih adanya gap antara iuran dengan pengeluaran.
"Tidak berarti, kalau universal health coverage semuanya gratis karena yang gratis masyarakat miskin yang dicover yang di cover pemerintah yaitu 25 persen penduduk paling miskin," kata dia.
"Sedangkan yang pekerja tetap maupun yang tidak tetap itu bayar iuran. Namun kultur membayar iuran, terutama untuk pekerja yang tidak tetap itu belum muncul di Indonesia," sambung Sri Mulyani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.