Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Tips dari Bank Mandiri Agar Data Nasabah Tidak Bocor

Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk, Rohan Hafas mengatakan, adanya isu kebocoran data nasabah membuat perbankan disorot karena disebut-sebut sebagai pihak yang melakukan kebocoran data nasabah.

"Kami (bank) dan nasabah sebagai korban. Data ini pasti disebutnya dari bank karena yang punya data ini adalah bank," ujar Rohan saat Media Training di Lombok, Jumat (25/8/2017).

Menurutnya, saat ini ada beberapa perilaku masyarakat yang bisa menyebabkan data nasabah bocor ke publik. "Kalau konsumen sering berbelanja ke mal atau toko modern, membayar pakai kartu debit atau kartu kredit, kan biasanya swap (gesek) ke mesin EDC, itu normal tidak apa karena sudah ada peraturan dan etikanya terprotek secara sistem," jelas Rohan.

Namun yang bisa menyebabkan kebocoran data adalah dilakukannya swap kedua setelah mesin EDC.

"Tapi setelah itu, si kasir biasanya gesek lagi di keyboard komputer atau mesin cash register, nah itu tidak boleh. Jangan mau, karena itu merekam data nasabah di komputer atau hardisk PC mereka," papar Rohan.

Menurutnya, dengan proses tersebut, maka data nasabah sudah terekam tersendirinya dan tersimpan dalam hardisk atau komputer.

"Kalau komputer atau hardisk dikasihkan ke temannya misal, terus di download, ya dapat itu semua data konsumen. Magnetiknya membaca data itu," ungkapnya.

Dengan itu, pihaknya, berharap agar regulator agar melakukan sosialisasi maupun edukasi terhadap konsumen mengenai pentingnya data nasabah.

"Sebetulnya konsumen juga regulator sebaiknya mengedukasi lebih apa yang saya sampaikan masih awam padahal kan sudah kehidupan sehari-hari kita semua," tuturnya.

Keamanan Toko Online Rohan mengungkapkan, kebocoran data nasabah juga bisa disebabkan oleh toko online atau e-commerce, sebab, masyarakat menginput data-data pribadi dalam akun pribadi pada toko online.

"Kalau beli online, kan pada daftar nomor kartunya. Mau bayar, masukkan tiga digit belakang nomor kartu. Itu siapa yang mengatur keamanannya di toko online? Belum ada," jelasnya.

Menurutnya, hal tersebut berbeda dengan perbankan yang sudah memiliki tingkat keamanan dan pengawasan yang ketat dari internal perbankan maupun pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.

"Bank very regulated, diawasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Bisa ketahuan dari situ. Kalau online bagaimana keamanannya?," jelasnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/26/100800626/ini-tips-dari-bank-mandiri-agar-data-nasabah-tidak-bocor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke