Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Industri Hulu Migas Harus Optimalkan Penggunaan Teknologi Informasi

Secara perlahan mulai banyak perusahaan yang berdiri dan didirikan dengan berbasiskan teknologi informasi sebagai platform dalam pengembangan bisnisnya.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Amien Sunaryadi menjelaskan tantangan dalam penerapan teknologi tidak hanya relevan bagi organisasi yang berorientasi profit.

Namun juga berlaku bagi SKK Migas dan atau industri hulu migas pada umumnya. Menurutnya, SKK Migas tidak pernah berhenti untuk berbenah diri untuk selalu melihat sejauh mana industri hulu migas berubah dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi untuk mendapatkan data terkait temuan-temuan ladang migas baru.

“Teknologi juga digunakan untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi seberapa besar penerimaan bagi negara,” katanya saat membuka Indonesia HR Summit 2017 di Yogyakarta, Senin (11/9/2017), melalui rilis pers ke Kompas.com.

(Baca: Masihkah Industri Hulu Migas Berperan Penting untuk Pembangunan?)

Dicontohkan, di SKK Migas, berbagai permohonan evaluasi dan keputusan dapat ditindaklanjuti lebih cepat dengan mengalihkan berbagai proses administrasi internal dari hardcopy menjadi elektronik yang telah dimulai lebih dari dua tahun lalu.

Dokumen-dokumen arsip diubah dalam bentuk digital untuk mengefektifkan pengelolaan dan pencarian dan sebagai bagian dari pengelolaan pengetahuan (knowledge management) berbasis teknologi.

Dia menambahkan, efisiensi dan efektivitas di era digital merupakan suatu proses yang terus dipelajari dan dilakukan kajian.

“Dengan memaksimalkan peran teknologi informasi diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja baik di SKK Migas maupun dalam hal kegiatan pengawasan dan pengendalian kepada Kontraktor KKS (Kontrak Kerja Sama)” kata Amien.

Lembaga survei independen di Amerika Serikat, Statista, mengungkap adanya pergeseran perusahaan yang paling bernilai secara publik dalam periode tahun 2006 dan tahun 2016.

Pada 2006 dari enam perusahaan kelas dunia terdapat tiga perusahaan migas besar, yakni ExxonMobil pada peringkat 1, serta BP dan Royal Dutch Shell di peringkat 5 dan 6.

Sementara itu, General Electric, Microsoft dan Citigroup berada di peringkat 2 hingga 4. Tahun 2016, terjadi perubahan peringkat perusahaan yang sangat signifikan.

Peringkat 1 sampai 4 dikuasi perusahaan berbasis teknologi informasi yakni Apple, Google, Microsoft, dan Amazon. Facebook berada di urutan keenam.

Satu-satunya perusahaan yang tidak berbasiskan teknologi informasi adalah ExxonMobil yang peringkatnya pun turun signifikan menjadi peringkat 5.

“Perubahan peringkat tersebut menunjukkan betapa besarnya kekuataan ekonomi digital dalam beberapa tahun ke depan,” kata Amien.

Melihat tantangan teknologi ke depan, Indonesia HR Summit 2017 yang digelar 11-12 September 2017 ini mengangkat tema “HR Modernization: Leveraging Technology Advancement to Embrace Future of Work”.

Berbagai narasumber yang berasal dari berbagai industri, seperti migas, perbankan, otomotif. Diharapkan akan ada solusi inovatif dan praktik terbaik melalui studi kasus, diskusi panel, dan sesi interaktif.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/12/101400926/industri-hulu-migas-harus-optimalkan-penggunaan-teknologi-informasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke