Hal ini dibuktikan dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) mencapai Rp 10,05 triliun dari target Rp 4 triliun.
“Permintaannya oversubscribe 2,7 kali,” ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio di BEI, Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Pada tahap awal, nilai EBA ditawarkan sebesar Rp 4 triliun dengan aset dasar disekuritisasi adalah aset keuangan yang merupakan bagian dari piutang penjualan ketenagalistrikan PLTU Suralaya 1-4.
(Baca: Bidik Bisnis Gas Bumi, PLN Bakal Bangun 7 Terminal LNG)
Adapun penerbitan EBA DIPP1 ini merupakan rencana strategis IP untuk melakukan sekuritisasi EBA sebanyak-banyaknya Rp 10 triliun secara bertahap hingga akhir 2018 mendatang.
Selain itu, penerbitan EBA juga sebagai salah satu upaya Indonesia Power agar mendapatkan sumber pendanaan untung mendukung program 35.000 MW.
Menteri BUMN Rini Soemarno memastikan, penerbitan EBA DIPP1 bukanlah yang terakhir. Tahun depan tutur dia, sejumlah BUMN juga akan menerbitkan EBA.
“Ada beberapa, diteruskan lagi dari PLN ke Indonesia Power kemudian akan ada lagi dari Jasa Marga,” kata Rini.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/20/114504626/investor-antusias-sambut-eba-anak-usaha-pln