Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kena Pajak Penghasilan, Terlambatkah Berinvestasi Emas Sekarang?

Setiap pembelian emas batangan akan dikenakan pajak penghasilan sebesar 0,45 persen bagi pembeli yang memiliki kartu NPWP dan 0,9 persen bagi pembeli yang tidak memiliki kartu NPWP.

Dengan demikian, pembelian emas batangan kini menjadi lebih mahal karena ada tambahan biaya yang harus dikeluarkan.

Bagi Anda yang akan memulai investasi emas, tentunya akan berfikir ulang untuk membeli emas batangan, bukan?

Namun menurut Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang, tidak ada kata terlambat untuk berinvestasi. Dengan catatan, investasi tersebut adalah untuk jangka panjang.

Menurut dia, tidak masalah saat ini Anda membeli emas batangan di harga berapapun jika tujuannya untuk ditabung (savings).

"Jangan berfikir memanfaatkan momen untuk jual dulu. Tapi jika Anda adalah trader, ya silahkan berfikir kapan akan dijual," kata dia kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.

Menurut dia, pajak 0,45 persen bagi yang memegang kartu NPWP itu kecil.

"Contoh pembelian 1 kilogram emas, harganya Rp 600 juta. Maka pemegng NPWP harus membayar Rp 2,7 juta untuk pajak. Itu kecil dan bisa jadi pengurang SPT," papar Paulus.

Dia melanjutkan, besaran pajak 0,45 persen juga lebih kecil dibandingkan dengan pajak restoran yang mencapai 10 persen. Sehingga angka 0,45 persen bagi Paulus masih sangat masuk akal.

Antam Vs UBS

Nah, bagi investor jangka panjang ada baiknya bijak memilih cap di emas batangannya. Saat ini ada dua cap emas batangan yang beredar yakni cap Antam dan cap UBS. Apa bedanya?

Menurut Paulus, dari sisi investasi, sama saja antara cap Antam dan UBS sebab harga emas terus berfluktuasi. Potensi kenaikan emas batangan cap Antam dan cap UBS juga mengikuti harga emas dunia.

Hanya saja, lanjut Paulus, cap Antam sudah terdaftar di London Bullion Market Association (LBMA) sementara UBS belum. Dengan demikian penjualan emas batangan cap Antam bisa lebih luas dan diakui internasional.

"Hal itu membuat beda harga antara emas batangan cap Antam dengan cap UBS," lanjut Paulus.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/10/110000226/kena-pajak-penghasilan-terlambatkah-berinvestasi-emas-sekarang-

Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke