Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terbongkar, Perusahaan Tekstil yang Selewengkan Fasilitas di Kawasan Berikat

Alih-alih melakukan kegiatan ekspor, manajemen PT SPL malah menimbun sejumlah barang yang seharusnya dikirim ke luar negeri untuk dipasarkan di Indonesia secara diam-diam demi menghindari bea masuk dan pajak pertambahan nilai.

"Mereka punya aktivitas di kawasan berikat, karena di kawasan berikat, perusahaan ini dapat fasilitas bebas bea masuk. Tapi, petugas kami di Ditjen Bea dan Cukai menemukan modus penyalahgunaan fasilitas kepabeanan oleh direktur utama dan direktur keuangannya," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (2/11/2017).

Sri menjelaskan, pengungkapan kasus ini bermula dari kecurigaan petugas bea dan cukai yang mengukur bobot barang milik PT SPL saat akan diekspor. Pihak perusahaan mengaku akan ekspor lima kontainer berisi 4.038 rol kain, tetapi saat ditimbang berat kontainernya hanya setara dengan 583 rol kain.

"Tujuh kali lebih kecil dari yang mereka laporkan ke petugas. Ternyata, sisanya merembes ke dalam negeri dan tidak bayar bea masuk serta PPN. Ini kejahatan yang luar biasa," tutur Sri.

Tidak sampai di sana, pihaknya turut menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengetahui ke mana aliran uang PT SPL selama ini.

Dari hasil pemeriksaan serta audit investigasi, diketahui ada pembelian sejumlah aset yang diduga menggunakan uang dari tindak pidana kepabeanan.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan yang disampaikan PPATK kepada Ditjen Bea dan Cukai, penyidik Bea dan Cukai dengan supervisi Kejaksaan Agung mengembangkan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang diindikasikan melalui penggunaan rekening pribadi, rekening perusahaan dan karyawan PT SPL dalam menampung uang hasil tindak pidana," ujar Sri.

Indikasi penggunaan uang hasil tindak pidana didapati sejak Januari 2015 hingga 2016 lalu. Penyidik kemudian menetapkan Direktur Utama dan Direktur Keuangan PT SPL, FL dan BS, sebagai tersangka serta menyita aset milik mereka dengan nilai lebih dari Rp 80 miliar.

Pada saat yang sama, Jaksa Agung HM Prasetyo memastikan pihaknya akan memproses kasus ini dengan maksimal.

Adapun proses penyidikan kasus ini telah dinyatakan lengkap, barang bukti berikut tersangka sudah diserahkan ke Kejaksaan Negeri Kota Bandung untuk diproses lebih lanjut.

"Akan kami tangani dengan tuntas dan tegas. Mereka (tersangka) memiliki pemahaman saat melakukan itu semua, karena merasa resikonya rendah, tetapi keuntungannya bisa tinggi," ucap Prasetyo.

Para tersangka didakwa Pasal 103 huruf a dan/atau Pasal 102 huruf f Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan jo Pasal 55 KUHP jo Pasal 64 KUHP dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/02/193958526/terbongkar-perusahaan-tekstil-yang-selewengkan-fasilitas-di-kawasan-berikat

Terkini Lainnya

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke