Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peringkat Kemudahan Berbisnis di Indonesia Naik, Ini Dampaknya

KOMPAS.com - Lompatan peringkat kemudahan berbisnis atau ease of doing business (EoDB) Indonesia dari posisi 91 ke nomor urut 72 dari total 190 negara sudah barang tentu menuai banyak decak kagum. Informasi awalnya adalah Indeks Kemudahan Berbisnis 2018 yang dirilis oleh Bank Dunia pada Rabu (1/11/2017). (Baca: Bank Dunia: Kemudahan Berbisnis Indonesia Naik ke Peringkat 72)

Di dalam laporan bertajuk Doing Business 2018: Reforming to Create Jobs itu, bahkan pemerintah Indonesia, menurut Bank Dunia, memiliki target mampu meraih peringkat 40 dalam EoDB 2020.

Cerita mengenai kemudahan itu sejatinya bisa ditelusuri dari catatan mengenai China State Construction Engeneering Corporation Ltd. (CSCEC) yang hari ini, Kamis (9/11/2017), meneken kerja sama dengan PT Brewin Mesa Development untuk pembangunan The Lana Apartment yang berlokasi di Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan. Menurut laman thelana.co, Apartemen The Lana adalah hunian berkelas dengan gaya hidup modern.

"Kami menunjuk CSCEC sebagai kontraktor utama untuk The Lana, proyek pertama kami di Jakarta. Kami mengakui pengalaman ekstensif mereka dalam membangun gedung tinggi yang mewah di seluruh dunia dan kemampuan konstruksi mereka yang unggul. Mereka bukan hanya perusahaan konstruksi nomor satu di dunia, tapi juga telah menyelesaikan bangunan super-tall, hotel-hotel mewah dan apartemen di seluruh Asia," tutur  Bill Cheng, Presiden Direktur PT Brewin Mesa Sutera.

CSCEC juga tampak antusias dengan kesempatan tersebut dan berkomitmen untuk memberi kualitas konstruksi tertinggi untuk proyek ini dan menjadikan tolok ukur baru untuk apartemen mewah di Indonesia.

Paling bergengsi

Lie Jie, Direktur Eksekutif PT China State Construction Overseas Development Shanghai mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk membangun bisnis jangka panjang di Indonesia dengan tujuan untuk menjadi salah satu kontraktor papan atas di Indonesia.  

"Untuk membangun track record, kami hanya akan menerima proyek paling bergengsi untuk beberapa kontrak pertama kami. Salah satunya The Lana yang akan menjadi proyek gedung apartemen pertama kami di Indonesia," tuturnya.

Ada dua hal yang ditawarkan melalui laman itu yakni ketenangan dan kedamaian demi kesejahteraan serta kualitas hidup yang baik bagi para penghuninya. Alam Sutera dikenal sebagai permukiman bergaya hidup hijau. The Lana hadir di kawasan itu dengan konsep baru yang bebas dari keramaian dan hiruk pikuk ibu kota.

Dari laman kontan.co.id diperoleh informasi bahwa CSCEC berbasis di Fuzhou, Provinsi Fujian, China. CSCEC juga merupakan anak perusahaan milik BUMN China State Construction Engineering Corp. Ltd. Perusahaan milik negara Tembok Raksasa itu sohor sebagai perusahaan konstruksi dan infrastruktur terbesar di China juga dunia.

Sejak masuk Indonesia sekitar dua tahun silam, CSCEC tengah menggarap bisnis pembangunan gedung perkantoran di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Proyek di kawasan Sudirman ini merupakan proyek percontohan di Indonesia. CSCEC menempatkan fokus pada pembangunan infrastruktur di Indonesia yang kian terasa "legit" bagi China.

Mengutip informasi dari laman katadata.com, sampai dengan Agustus 2017, ada 245 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tengah dikerjakan pemerintah. Biayanya mencapai angka Rp 4.197 triliun.

Saat ini, pemerintah memiliki 245 PSN yang tengah dikerjakan dengan biaya hingga Rp 4.197 triliun.  Pada 2016, PSN hanya berjumlah 225. Tahun ini ada tambahan 20 proyek. Dari jumlah tersebut, sebanyak 20 proyek telah selesai dibangun, 15 proyek dikeluarkan. Kemudian, sebanyak 55 proyek baru ditambahkan dalam daftar.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/09/192152126/peringkat-kemudahan-berbisnis-di-indonesia-naik-ini-dampaknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke