"Untuk BNI nanti akan fokus ke (sektor) konsumer, kemudian Bank Mandiri lebih ke korporat. Karena di Indonesia belum ada bank pembangunan, maka Bank Mandiri bisa berperan di situ, dalam hal infrastruktur," kata Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo di gedung Kementerian BUMN, Senin (20/11/2017).
Menurut Gatot, BRI akan lebih didorong untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan BTN lebih condong sebagai bank perumahan.
Melalui pembentukan holding, bank BUMN secara tidak langsung akan mendukung program pemerintah yang ditugaskan kepada bank-bank tertentu, seperti program perumahan rakyat yang dijalankan oleh BTN.
Kondisi saat ini, BTN disebut baru bisa memberikan pembiayaan berupa fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) bagi 686.000 pemohon per tahun. Padahal, backlog (selisih pasokan dan permintaan rumah) tercatat sekitar 13 juta, sehingga BTN perlu dukungan yang bisa didapat dari holding perbankan BUMN.
"Kalau (backlog) 13 juta, minimal harus dua sampai tiga juta (pembiayaan) per tahun. Kalau tiga juta, baru selesai lima tahun. Termasuk di Pegadaian juga (butuh dukungan), karena itu untuk kesejahteraan rakyat," tutur Gatot.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/20/171119226/anak-usaha-holding-bank-bumn-diberi-tugas-berbeda