Target pendapatan premi ini lebih tinggi dibandingkan target dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yang mematok target pertumbuhan premi di kisaran 10 persen - 30 persen.
Direktur Utama BNI Life, Geger Maulana mengatakan, industri asuransi masih tetap tumbuh meski terhadang isu perlambatan ekonomi. Dia mengungkapkan, hingga September premi BNI Life tercatat tumbuh 27 persen atau sebesar Rp 4,29 triliun.
"Namun, tahun depan kan sudah mulai masuk tahun politik. Meski kami lihat cukup sulit, tapi tetap kami targetkan di atas 30 persen," ujar Geger di Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Geger menjelaskan, kenaikan pendapatan premi tersebut dilandaskan oleh masyarakat kelas menengan akan bertambah, sehingga daya beli juga akan meningkat. Selain itu, kata dia, suku bunga perbankan juga terpantau cenderung menurun.
"Kepedulian masyarakat terhadap industri asuransi juga naik," tutur dia.
Geger menambahkan, perusahaan juga menargetkan laba perusahaan bisa naik hingga 50 persen pada tahun depan. Pada tahun depan, lanjut dia, BNI Life masih mengandalkan bisnis penjualan produk asuransi melalui distribusi bancassurance.
Sampai september, BNI Life mencatat laba bersih Rp 235 miliar atau naik 92 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Nasabah pun naik di atas 30 persen-40 persen. Posisi nasabah individu mencapai 400.000 orang. Sementara, nasabah korporasi sebanyak 1.200 klien dengan jumlah peserta korporasi hampir sekitar 1,6 juta peserta," pungkas dia.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/29/110000626/bni-life-targetkan-pendapatan-premi-naik-30-persen-pada-2018