General Manajer PLN Wilayah Bangka Belitung (Babel) Susiana Mutia mengatakan, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di pulau-pulau kecil yang ada di wilayah Bangka Belitung dirancang mempunyai kapasitas 170 kWp (kilowatt peak). Direncanakan, pelayanan listrik akan dilakukan dengan skema PLTS pada siang hari dan diesel pada malam berdasarkan ketersediaan dan pemakaian energi.
"Biaya pokok produksi (BPP) listrik di gugusan pulau tersebut Rp 4.000 per Kwh sampai Rp 5.000 per Kwh," ujarnya di Belitung, Jumat (15/12/2017).
Pembangkit dengan energi baru terbarukan juga akan dikembangkan di kawasan Bangka Belitung, antara lain Pembangkit Listrik Biogas yang dirancang berkapasitas 5 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa dengan kapasitas sekitar 4 MW. Selain itu, di Belitung juga akan dibangun pembangkit dengan kapasitas 5 MW.
Rasio elektrifikasi di Babel saat ini sudah 100 persen. Babel memiliki 138 desa dan semuanya dilaporkan sudah teraliri listrik. Pembangkit batu bara masih menjadi pembangkit dengan biaya termurah di sana.
Selain menyediakan listrik, PLN dalam program sosialnya juga menggandeng pemangku kepentingan terkait termasuk dari Kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, Ketua Destination Management Organization (DMO), dan para kepala desa serta tokoh masyarakat untuk mengembangkan industri pariwisata.
Saat ini Belitung memiliki kawasan ekonomi khusus di Tanjung Kelayang dan kawasan tata kelola destinasi wisata di Kecamatan Sijuk dan Tanjungpandan.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/15/191000226/pln-bangun-pembangkit-listrik-tenaga-surya-di-babel