Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Widhi, Penerbang Perempuan "Penantang" Ganasnya Medan Papua

Dan, salah satu pilot yang bernyali terbang di Papua adalah Widhi Utami. Perempuan 26 tahun ini adalah salah satu dari empat penerbang perempuan yang bertugas di Papua.

Widhi bergabung dengan Demonim Air, sebuah maskapai perintis yang melayani rute pedalaman Papua. Dia menjadi first officer di maskapai tersebut sejak 2015. Saat ini, dia bertugas menerbangkan pesawat jenis Twin Otter dan bermarkas di Bandara Timika.

Pada Kamis (21/12/2017), Widhi baru saja mendarat di Bandara Manokwari setelah menerbangkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan rombongan, termasuk saya dari Bandara Nabire.

Di sela-sela istirahatnya, dia berkisah betapa menantang terbang di wilayah Papua.

"Cuaca di Papua memang ekstrim, cuaca berubah cepat. Tapi kami tetap punya standard untuk terbang," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com.

Menurut dia, ada banyak hal yang harus dilakukan sebagai pilot penerbangan perintis di Papua. Mulai dari teknis penerbangan, hingga persiapan kebutuhan pribadi jika menghadapi kondisi darurat.

Hal ini tentu sangat berbeda dengan pilot penerbangan komersial yang terbang dari satu kota dan kota lain. Di mana, seluruh kru mendapatkan fasilitas sangat memadai dan bisa menginap di hotel.

Sementara untuk penerbangan perintis, para penerbang dan kru kerap menghadapi kondisi yang memaksa mereka harus menginap di lokasi terpencil karena cuaca yang tidak memungkinkan untuk diterbangi.

"Jika terbang ke pedalaman, minimal harus menyiapkan baju yang cukup. Sewaktu-waktu harus menginap di pedalaman, kami siap," lanjut Widhi.

Meninggalkan Kenyamanan

Menjadi pilot merupakan cita-cita Widhi sejak kecil. Bahkan dia rela meninggalkan zona nyamanan untuk menggapai mimpinya sebagai penerbang.

Sebelum menjadi pilot, Widhi adalah seorang pramugari di Garuda Indonesia untuk rute penerbangan internasional.

Begitu lulus dari SMA di Bali pada 2009, dia melamar menjadi pramugari di Garuda. Dan, akhirnya diterima.

Widhi menikmati banyak fasilitas saat terbang ke kota-kota besar di luar negeri. Lainnya, dia juga mendapatkan penghasilan di atas rata-rata.

"Bukannya jadi pramugari di Garuda Indonesia sudah sangat nyaman?" tanya saya.

"Nyaman, dan bahkan sangat nyaman," sahut dia.

Tapi itu bukan cita-citanya.

"Kenapa sempat melamar jadi pramugari?" tanya saya lagi.

"Saya mengumpulkan dana untuk sekolah pilot. Hingga uang terkumpul, saya keluar dari Garuda dan melanjutkan ke sekolah penerbangan," kata dia.

Pada 2013, Widhi mulai masuk ke sekolah penerbangan. Untuk masuk sekolah ini, butuh biaya yang tidak sedikit, yakni sekitar Rp 600 juta.

Uang hasil kerja sebagai pramugari, dia gunakan untuk membiayai sekolah penerbangan tersebut.

Selama sekitar 1,5 tahun, dia belajar menjadi penerbang di sekolah penerbangan yang berada di daerah Curug, Tangerang Banten.

Kemudian pada 2015, Widhi bergabung dengan Demonim Air untuk melayani penerbangan masyarakat Papua.

Sebagai salah satu penerbang perempuan di rute perintis di Papua, Widhi sangat bangga.

Tak hanya sebatas bisa mencapai cita-cita sebagai pilot, namun juga bisa turut membantu masyarakat Papua mendapatkan akses transportasi yang lebih baik guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/22/152445326/widhi-penerbang-perempuan-penantang-ganasnya-medan-papua

Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke