"PT AKR Corporindo dan PT Pertamina sudah pasti (kontrak) lima tahun. Tapi kalau nanti di akhir 2018 ada badan usaha yang mau ikut, dan kami berharap bisa, dapat mengikuti prosesnya," ujar Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa saat ditemui di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (8/1/2018).
Menurutnya, peluang masuk swasta untuk penyaluran BBM tersebut masih besar. Apalagi saat ini masih jumlah SPBU yang ada masih belum cukup untuk mencakup seluruh titik penyaluran.
Fanshurullah menambahkan, saat ini ada 7.500 kecamatan dan 77.000 desa yang membutuhkan SPBU. Sedangkan jumlah SPBU yang ada masih belum cukup untuk menjangkaunya.
Total jumlah SPBU Pertamina sekarang baru mencapai 6.800 unit dan didirikan melalui kerja sama dengan mitra. Sedangkan SPBU yang dimiliki oleh Pertamina baru 170 unit saja.
"Kalau nanti mereka (badan usaha) minta di wilayah 3T (terdepan, terluar dan terpencil) menjual BBM penugasan ya silahkan. Kami membuka seluas-luasnya bila dari pihak swasta mau mendaftar ke BPH," terang Fanshurullah.
"Itu nanti kita lihat. Kalau mau, tinggal nanti volume disesuaikan dengan APBN," imbuhnya.
Sebelumnya, BPH Migas telah mengumumkan PT AKR Corporindo sebagai P3JBT solar sebesar 250.000 kilo liter; untuk disebarkan ke seluruh Indonesia.
Sedangkan PT Pertamina melaksanakan PJBT, yakni distribusi BBM jenis tertentu sebesar 15.980.000 kilo liter ke seluruh wilayah Indonesia; dengan rincian solar 15.370.000 kilo liter dan minyak tanah 610.000 kilo liter.
Pertamina juga ditugaskan mendistribusikan BBM jenis khusus penugasan (P3JBKP) berupa 7.500.000 kilo liter premium bersubsidi diuar Jawa, Madura dan Bali.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/08/180351826/bph-migas-buka-peluang-untuk-swasta-yang-ingin-salurkan-bbm