Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tekan Kredit Bermasalah, Ini yang Dilakukan Bank Bukopin

Hingga 30 September 2016, NPL Bank Bukopin tercatat sebesar 4,87 persen (gross). Angka tersebut meningkat dibandingkan posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,37 persen.

Untuk menurunkan NPL, Eko mengaku pihaknya melakukan sejumlah upaya. Dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), perseroan menargetkan NPL berada di bawah 3,5 persen hingga akhir tahun 2018. Target NPL ini masih sama dengan target NPL pada tahun lalu.

NPL perseroan masih dominan disumbang oleh sektor tambang batu bara. Eko menuturkan, ada beberapa strategi yang dilakukan, salah satunya adalah dengan menjual aset bermasalah di sektor tersebut.

“Sudah mulai produksi, ada dua batubara, yang satu sudah dijual (alat-alat tambang), sudah lancar kolektabilitasnya , jadi tidak NPL lagi, sudah Rp 250 miliar, sisanya Rp 700 miliar diharapkan tahun ini bisa diselesaikan, harus bertahap," ujar Eko di Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Selain melakukan penjualan aset bermasalah, Bank Bukopin juga akan melakukan restrukturisasi kredit, hingga penagihan terhadap para debiturnya.

"Dikombinasikan, secara sukarela kasih jaminannya itu dikombinasi," terang Eko.

Bank Bukopin menargetkan kredit dapat tumbuh pada kisaran 5 persen pada tahun 2018. Ini sejalan dengan target pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang dipatok pada kisaran 5-7 persen.

"Dengan demikian, ini menunjukan Bank Bukopin pada 2018 ini fokus pada perbaikan kualitas, tapi kita harap profit bisa di atas 20 persen," jelas Eko.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/10/151702526/tekan-kredit-bermasalah-ini-yang-dilakukan-bank-bukopin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke