Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Larangan Penggunaan Styrofoam, Industri Kemasan Sulit Bertumbuh

Produsen kemasan styrofoam yang berada dalam naungan Kemasan Group ini membeberkan jika tren permintaan cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Wahyudi Sulistya, Direktur Kemasan Group mengatakan, selama ini telah terjadi kesalahpahaman dalam pemanfaatan styrofoam dan plastik untuk kebutuhan industri.

"Ada persepsi di masyarakat, styrofoam di elektronik sama dengan yang digunakan di makanan. Padahal material keduanya berbeda," ujar Wahyudi, Kamis (18/1/2018).

Perlu dicatat, styrofoam untuk kemasan makanan adalah polystyrene foam (ps foam). Sementara untuk pembungkus elektronik berjenis polyethylene foam (pe foam).

Harga styrofoam yang digunakan sebagai kemasan makanan jauh lebih murah ketimbang untuk industri.

Penggunaan styrofoam oleh pelaku usaha makanan dinilai lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan kertas pembungkus. "Harganya bisa 10 kali lipat lebih murah ketimbang bungkusan kertas," terang Wahyudi.

Wahyudi mengklaim, Kemasan Group merupakan pemain besar di bisnis styrofoam. Kapasitas produksi berada di kisaran 600 ton-700 ton setiap bulannya. "Pangsa pasar kami paling besar, bisa sekitar 70 persen," ujarnya.

Dengan jumlah tenaga kerja mencapai 5.000 orang, Kemasan Group berharap ada kejelasan dari pemerintah. Wahyudi mewanti-wanti jika terlalu banyak larangan maka berakibat dengan berkurangnya produksi dan timbulnya pengurangan tenaga kerja dari pabrikan.

Produsen kemasan lain, PT Trinseo Materials Indonesia juga mengeluhkan hal serupa.

"Saat pelarangan styrofoam diedarkan, permintaan bisa menuurun hingga 500 ton per bulan," kata Dony Wahyudi, Manager Sales Trinseo Materials Indonesia.

Asal tahu saja, permintaan kemasan styrofoam domestik dapat mencapai 1.000 sampai 1.200 ton per bulan. Namun saat ini, permintaan styrofoam berada di kisaran 700 ton-800 ton per bulan.

Trinseo Materials Indonesia memiliki dua pabrik kemasan yang berada di Merak. Satu pabrik memproduksi polystyrene dengan kapasitas produksi 85.000 ton per tahun, sedangkan satunya lagi ialah pabrik latex. Hampir 85 persen produksi dijual ke dalam negeri, sedangkan sisanya 15 persen ekspor.

Selain larangan penggunaan styrofoam, wacana penerapan cukai plastik turut membuat khawatir pelaku industri kemasan.

Penerapan cukai plastik belum menjamin isu kerusakan lingkungan dapat terselesaikan. "Namun harus ada manajemen sampah yang baik," kata Dony. (Agung Hidayat)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Industri kemasan terpukul larangan styrofoam" pada Jumat (19/1/2018).

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/19/130000826/ada-larangan-penggunaan-styrofoam-industri-kemasan-sulit-bertumbuh

Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke