Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Raker dengan Susi, Anggota DPR Pertanyakan soal Impor Garam Industri

Sejumlah anggota komisi mempertanyakan mengapa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengizinkan impor garam industri 3,7 juta ton tanpa perlu rekomendasi KKP.

"Ini konstitusi yang dilanggar, seharusnya kan impor itu membutuhkan rekomendasi dari kementerian terkait," kata salah satu anggota Komisi IV Ono Surono di hadapan peserta rapat.

Menurut Ono, angka 3,7 juta ton garam industri yang hendak diimpor itu juga terlalu besar. Dia menilai, meski Darmin menganggap itu bukan garam untuk konsumsi, melainkan garam industri, tetap saja sama-sama garam.

Ono juga menyatakan menolak impor garam industri yang kemudian didukung oleh sejumlah anggota Komisi IV lain. Kebijakan impor garam industri 3,7 juta ton pun dinilai rentan terhadap rembesan, yang nantinya bisa memengaruhi stok garam di pasaran di mana mestinya dikuasai garam dalam negeri, bukan dari garam impor.

Susi sebelumnya dalam paparan pembuka rapat juga menceritakan bahwa mereka telah merekomendasikan jumlah garam industri saat rapat koordinasi terbatas di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, beberapa hari lalu. KKP mengusulkan hanya 2,2 juta ton garam industri jika hendak mengimpor.

"Kenapa 2,2 juta ton karena kami memperhitungkan petani garam dalam negeri," tutur Susi.

Para anggota Komisi IV juga minta Susi untuk tetap mengukuhkan posisinya sebagai Menteri yang berwenang memberikan rekomendasi soal impor garam. Hingga pukul 12.30 WIB, rapat masih bergulir dengan diskusi seputar impor garam, penundaan larangan penggunaan cantrang, serta program KKP lainnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/22/124735926/raker-dengan-susi-anggota-dpr-pertanyakan-soal-impor-garam-industri

Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke