Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rupiah Melemah ke Rp 13.600 per Dollar AS, Apa Penyebabnya?

Rupiah melemah 0,51 persen dalam sehari. Padahal, cadangan devisa Indonesia per akhir Januari 2018 naik menjadi 131,98 miliar dollar AS.

(Baca: Tembus Rp 13.600 per Dollar AS, Pelemahan Rupiah Terdalam Sejak Juni 2016)

Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, pelemahan rupiah kali ini lebih disebabkan oleh sentimen global.

"Pelaku pasar global lebih cenderung memburu dollar AS, sehingga menyebabkan posisi posisi mata uang global lainnya, termasuk rupiah mengalami depresiasi," ujar Nafan kepada Kompas.com, Kamis (8/2/2018).

Menurut Nafan, saat ini para pelaku pasar global juga tengah berekspektasi bahwa bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan tingkat suku bunga acuan.

Selain itu, lanjut Nafan, yield (imbal hasil) dari US Treasury juga mengalami kenaikan, sebab ada kepastian dari senat AS dalam menyediakan anggaran terhadap pemerintahan Trump.

Sebelumnya, di pasar spot, rupiah mencapai titik terlemah di Rp 13.624 per dollar AS pada pukul 10.45 WIB hari ini. Padahal di hari sebelumnya, rupiah berada di Rp 13.555 per dollar AS. Rupiah mencapai level terlemah sejak awal Juni 2016 atau dalam 20 bulan terakhir.

Pelemahan rupiah terjadi beriringan dengan mata uang kawasan Asia. Hingga siang ini, hanya yen dan dollar Hong Kong yang masih menguat terhadap dollar AS.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/08/154031026/rupiah-melemah-ke-rp-13600-per-dollar-as-apa-penyebabnya

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke