Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Salin Artikel

Mengelola Investasi Reksa Dana dengan Prinsip 10–20–30–40

Dalam bahasa keuangan, investasi ke beberapa jenis reksa dana juga dikenal juga dengan istilah Aset Alokasi (Asset Allocation). Secara umum ada 4 jenis reksa dana yaitu pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham.

Aset alokasi adalah suatu strategi investasi yang membagi keranjang investasi reksa dana ke beberapa jenis yang berbeda. Dasar pembagian bisa berdasarkan tujuan keuangan, kondisi keuangan, dan atau profil risiko.

Dalam artikel sebelumnya, saya pernah membahas prinsip 10–20–30–40 yang digunakan dalam pengelolaan penghasilan. (Baca: Mengelola Penghasilan dengan Prinsip 10-20-30-40)

Dengan sedikit modifikasi, prinsip ini juga dapat digunakan dalam melakukan aset alokasi di reksa dana.

Secara sederhana, apabila investor memiliki dana Rp 100 juta, maka dana tersebut dibagi ke 4 jenis reksa dana dengan menyesuaikan profil risikonya. Mengapa harus membeli semua jenis reksa dana? Mengapa tidak berinvestasi pada reksa dana yang sesuai profil risikonya saja?

Secara teori, untuk investor agresif jenis reksa dana yang paling direkomendasikan adalah jenis reksa dana saham, untuk profil moderat adalah jenis reksa dana campuran dan jenis konservatif adalah reksa dana pendapatan tetap.

Pemilihan reksa dana sesuai dengan profil risiko memang tidak salah. Namun dari pengamatan kinerja reksa dana selama 15 tahun terakhir dari 2002 – 2017, terdapat periode saat kinerja reksa dana dalam jangka panjang tidak selalu sesuai dengan harapan.

Sebagai contoh, reksa dana campuran pernah menjadi jawara pada tahun 2002 dan 2016. Reksa dana pendapatan tetap pernah menjadi jawara pada 2008 dan 2011. Bahkan jenis reksa dana pasar uang pernah menjadi jawara pada tahun 2015.

Dengan kata lain dari data 15 tahun, 5 tahun di antaranya kinerja reksa dana saham kalah dibandingkan reksa dana yang lebih konservatif. Hal ini tidak terjadi pada tahun krisis seperti 2008 saja, tetapi juga pada tahun saat kinerja saham positif seperti 2016.

Jika diperhatikan, reksa dana pendapatan tetap yang dikatakan konservatif sekalipun pernah mengalami kerugian yang bahkan lebih besar dibandingkan jenis saham seperti pada tahun 2005 dan 2013.

Dengan membagi keranjang investasi ke dalam beberapa jenis reksa dana sekaligus, investor tetap memiliki portofolio yang dominan pada reksa dana sesuai profil risiko namun pada saat yang sama juga memiliki alokasi pada reksa dana lain dengan bobot yang lebih kecil.

Dengan demikian, ketika kinerja reksa dana utamanya tidak sesuai harapan, jenis reksa dana lain diharapkan dapat menutupi kekurangan tersebut.

Berdasarkan profil risiko secara umum yaitu Konservatif, Moderat dan Agresif dan Prinsip 10 – 20 – 30 – 40, pembagiannya dapat dilakukan sebagai berikut:

Sebesar 40 persen diinvestasi pada jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko. Sementara 30 persen dan 20 persen dialokasikan pada jenis reksa dana lainnya.

Strategi di atas sifatnya hanya referensi dan cocok untuk investor yang dana investasinya relatif besar. Hanya saja persentasenya bobot alokasinya dapat disesuaikan dengan profil dan kebutuhan masing-masing.

Untuk investasi yang dana investasinya masih berasal dari gaji yang disisihkan setiap bulan, cukup fokus pada reksa dana yang sesuai tujuan keuangan dengan cara investasi secara berkala.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/26/081336726/mengelola-investasi-reksa-dana-dengan-prinsip-10203040

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Antisipasi Barang Ilegal, Menkop UKM Usul Ada Pelabuhan Khusus Pakaian Impor

Antisipasi Barang Ilegal, Menkop UKM Usul Ada Pelabuhan Khusus Pakaian Impor

Whats New
Dongkrak Kinerja Industri Tekstil, Kemenperin Beri Restrukturisasi Mesin

Dongkrak Kinerja Industri Tekstil, Kemenperin Beri Restrukturisasi Mesin

Rilis
Konsumsi Kuartal II-2023 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5 Persen, Apa Sebabnya?

Konsumsi Kuartal II-2023 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Kepala Bappenas: Sudah 30 Tahun Indonesia Masih Terjebak jadi Negara Berpenghasilan Menengah

Kepala Bappenas: Sudah 30 Tahun Indonesia Masih Terjebak jadi Negara Berpenghasilan Menengah

Rilis
Mobile Banking Neo Commerce Tambah Fitur Remitansi

Mobile Banking Neo Commerce Tambah Fitur Remitansi

Spend Smart
Menkop UKM: Pakaian Impor dan Bekas Ilegal Kuasai 31 Persen Pangsa Pasar Pakaian

Menkop UKM: Pakaian Impor dan Bekas Ilegal Kuasai 31 Persen Pangsa Pasar Pakaian

Whats New
BI: Mata Uang Digital Bank Sentral Perlu Dipromosikan di Kawasan ASEAN

BI: Mata Uang Digital Bank Sentral Perlu Dipromosikan di Kawasan ASEAN

Whats New
BI Siapkan Rp 1,9 Triliun Uang Baru Jelang Lebaran di Kepri

BI Siapkan Rp 1,9 Triliun Uang Baru Jelang Lebaran di Kepri

Whats New
Beban BPJS Kesehatan untuk Penyakit akibat Polusi Udara Terus Meningkat

Beban BPJS Kesehatan untuk Penyakit akibat Polusi Udara Terus Meningkat

Whats New
Cara Bayar Tagihan Listrik via Shopee, Tokopedia, dan PLN Mobile

Cara Bayar Tagihan Listrik via Shopee, Tokopedia, dan PLN Mobile

Spend Smart
Proyek MRT, Terowongan Stasiun Bundaran HI-Thamrin-Monas Sudah Terhubung

Proyek MRT, Terowongan Stasiun Bundaran HI-Thamrin-Monas Sudah Terhubung

Whats New
4 Bank Gabung Layanan BI-FAST lewat Multi-Tenancy Infrastruktur Sharing

4 Bank Gabung Layanan BI-FAST lewat Multi-Tenancy Infrastruktur Sharing

Whats New
Koper Alissa Wahid Diacak-acak Petugas, Dirjen Bea Cukai: Jadi Bahan Masukan untuk Perbaikan

Koper Alissa Wahid Diacak-acak Petugas, Dirjen Bea Cukai: Jadi Bahan Masukan untuk Perbaikan

Whats New
Grup Modalku Dorong Bisnis UMKM dengan Penerapan ESG

Grup Modalku Dorong Bisnis UMKM dengan Penerapan ESG

Whats New
Stasiun MRT Bundaran HI Kini Telah Tembus ke Stasiun Monas

Stasiun MRT Bundaran HI Kini Telah Tembus ke Stasiun Monas

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+