Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengamat: Pelemahan Rupiah Hanya Sementara

Powell menyatakan, perekonomian AS dalam kondisi baik dan akan tumbuh pada tahun ini. Bank sentral pun akan menaikkan suku bunga acuan AS Fed Fund Rate (FFR) secara gradual sepanjang tahun 2018.

VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengungkapkan, pernyataan Powell direspons oleh pasar dengan naiknya pula probabilitas kenaikan suku bunga AS. Ekspektasi ini mendorong koreksi di pasar saham AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury yield), serta penguatan indeks dollar AS.

"Penguatan indeks dollar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS tersebut mendorong pelemahan nilai tukar rupiah di atas Rp 13.700 per dollar AS," kata Josua ketika dihubungi Kompas.com.

Josua menuturkan, penguatan nilai tukar dollar AS dan koreksi di pasar obligasi AS diperkirakan bersifat temporer. Sebab, umumnya pelaku pasar bereaksi sebelum kenaikan suku bunga AS.

"Justru setelah naik, biasanya market tidak terlalu reaktif," ungkap Josua.

Ke depan, berlanjutnya sentimen risk off di pasar akan dipengaruhi pernyataan Powell dan pejabat-pejabat The Fed lainnya. Selain itu, sejumlah rilis data ekonomi AS juga akan memberikan pengaruh, seperti pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal IV 2017 dan pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditure) yang bakal dirilis dalam hitungan hari.

Apabila data-data tersebut melemah, maka ekspektasi pasar tidak akan seoptimistis saat ini. Sehingga, ini akan mendorong rebound alias penguatan kembali di pasar obligasi AS dan dollar AS bisa kembali melemah.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/28/160512326/pengamat-pelemahan-rupiah-hanya-sementara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke