Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mungkinkah Pelemahan Rupiah Berlanjut?

Sepanjang Rabu, rupiah bergerak pada kisaran Rp 13.699 hingga Rp 13.773 per dollar AS. Pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya, rupiah bertengger pada posisi Rp 13.679 per dollar AS.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menyebut, pelemahan nilai tukar rupiah merupakan dampak testimoni Gubernur bank sentral AS Federal Reserve Jerome Powell yang disampaikan di hadapan Kongres. Powell menyampaikan, perekonomian AS dalam kondisi yang baik sejak akhir tahun 2017.

Powell juga menuturkan bahwa The Fed akan tetap secara bertahap menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sepanjang tahun ini. Pernyataan Powell tersebut direspon positif oleh pasar.

"(Pelemahan rupiah) memang ada imbas dari testimoni The Fed yang mengakibatkan dollar AS naik," jelas Reza ketika dihubungi Kompas.com.

Reza mengungkapkan, diharapkan pelemahan nilai tukar rupiah hanya berlangsung secara temporer.

Sebab, pelemahan hanya disebabkan sentimen eksternal dari AS, sementara fundamental ekonomi dalam negeri masih cukup stabil.

Meskipun demikian, ada potensi nilai tukar rupiah akan terus melemah. Sebab, sentimen dari AS tidak berhenti sampai testimoni Powell saja.

Dalam hitungan hari, pemerintah AS akan merilis sejumlah data ekonomi yang pastinya akan direspon segera oleh pasar. Sementara itu, sentimen positif dari dalam negeri cenderung minim.

"Mulai dari sentimen The Fed, potensi inflasi yang meningkat dengan adanya kenaikan harga BBM nonsubsidi kemarin, dan masih minimnya sentimen dari dalam negeri membuat rupiah dapat kembali melemah," ungkap Reza.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/01/083000726/mungkinkah-pelemahan-rupiah-berlanjut-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke