Uang tabungan milik nasabah itu tiba-tiba berkurang dengan variasi antara Rp 500.000, Rp 4 juta, bahkan ada juga yang mencapai Rp 10 juta.
Direktur BRI Indra Utoyo menyebut, hilangnya dana nasabah di Kediri tersebut terjadi karena adanya kejahatan skimming. Caranya adalah data nasabah pada kartu debit dicuri dengan menggunakan perangkat skimmer yang dipasang pada mesin ATM.
"Skimming ini kejahatan yang terjadi di dunia perbankan, bukan hanya BRI, yang teknologi terus berkembang," kata Indra ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (14/3/2018).
Indra menuturkan, kejahatan seperti pembobolan dana nasabah seperti ini dilakukan secara terorganisasi lintas negara. Kerap kali, kejahatan ini biasanya diawali dari transaksi debit di luar negeri.
Pencegahan
Menurut Indra, pihaknya telah melakukan sejumlah tindak pencegahan untuk menangkal kejahatan dengan metode skimming ini. Misalnya adalah penutupan transaksi kartu debit ke beberapa negara yang diindikasi merupakan sarang kejahatan skimming.
"Tindakan pencegahan BRI untuk transaksi luar negeri khususnya beberapa negara Eropa yang menjadi sarang kejahatan skimming, khusus transaksi kartu debet sudah kami tutup," jelas Indra.
Terkait masalah ini, BRI terus memonitor pola kejahatan skimming baru yang terjadi di negara-negara lainnya. Ini dilakukan untuk mengantisipasi tindakan serupa dilakukan di Indonesia.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/14/075901726/bri-lakukan-antisipasi-pembobolan-rekening-yang-terorganisasi