"Laut Papua yang sudah puluhan tahun lamanya dinikmati asing seperti Tiongkok, Thailand, dan Filipina saat ini sepenuhnya telah menjadi milik Indonesia. Oleh karena itu, sudah saatnya pengusaha-pengusaha kecil membentuk koperasi atau UMKM," kata Susi saat mengunjungi Poltek KP Sorong, seperti disampaikan melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (20/3/2018).
Susi juga mendorong warga dan mahasiswa di Poltek KP Sorong agar bisa jadi pengusaha di bidang kelautan, tidak hanya punya target untuk bekerja sebagai anak buah kapal (ABK). Dia mencontohkan, tidak masalah jika baru memulainya dengan kapal kecil yang panjangnya antara 10 sampai 11 meter saja, karena dengan kapal seperti itu, bisa menangkap hingga 10-15 kilogram ikan per hari.
"Itu sudah lebih baik daripada jadi ABK. Munculkan kewirausahaan di kepala kalian, jangan jadi pegawai-pegawai saja," tutur Susi.
Di hadapan para mahasiswa, Susi juga memaparkan bahwa lebih dari 500 kapal asing yang mencuri ikan dan merusak ekosistem laut sudah tidak ada lagi di perairan Sorong dan sekitarnya. Adapun setelah melarang kapal ikan asing beroperasi, Susi kini gencar mensosialisasikan pentingnya penggunaan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan kepada nelayan tradisional.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/20/151332326/susi-dorong-koperasi-dan-umkm-perikanan-dibentuk-di-papua
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan