Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bantuan Pertanian Bakal Kurangi Angka Kemiskinan di Desa

Program yang menjangkau 1.000 desa di 100 kabupaten itu diharapkan mampu menekan angka kemiskinan hingga di bawah 10 persen pada 2018.

Program Bedah Kemiskinan merupakan bagian program padat karya tunai, berbasis pada pertanian.

"Sektor pertanian harus menjadi ujung tombak untuk menekan angka kemiskinan khususnya di desa, serta mengangkat kesejahteraan petani,” kata Amran saat meresmikan program Bekerja di Desa Cikancana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.

(Baca: HET Dinilai Tak Efektif Stabilkan Harga Pangan)

Mengacu Data BPS, jumlah penduduk miskin turun dari 10,96 persen (27,73 juta orang) pada September 2014 menjadi 10,12 persen (26,58 juta orang) pada September 2017.

Pemerintah berharap pada 2022, angka kemiskinan desa dapat diturunkan menjadi 9,92 persen atau sekira satu juta rumah tangga miskin.

Ada pun, jumlah rumah tangga miskin (RTM) saat ini mencapai 3,6 juta.

Program Bekerja diharapkan menjadi solusi permanen pengentasan kemiskinan dengan menyasar jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

(Baca: Pemerintah Targetkan Angka Kemiskinan di Indonesia Tahun 2019 Turun 9 Persen)

Menurut Amran, tanaman sayuran bisa menjadi solusi jangka pendek karena tiga bulan sudah bisa panen.

Pemerintah juga memberikan ayam dan kambing sebagai solusi jangka menengah. Diperkirakan ayam sudah bisa bertelur dalam enam bulan ke depan.

"Sementara, untuk jangka panjang diberi tanaman keras seperti durian, mangga, dan salak,” kata Amran.

Setiap RTM akan menerima 50 ekor ayam, tiga ekor kambing/domba, lima ekor kelinci beserta kandang dan pakan selama 6 bulan, dua hingga tiga batang bibit mangga/manggis/durian/pisang/pepaya, dua hingga tiga batang bibit kopi/kakao/pala/lada, dan 10 batang bibit cabai/bawang merah. 

Program Bekerja ini memanfaatkan pekarangan masyarakat desa secara intensif untuk pertanian.

“Kementan telah melakukan refocusing anggaran anggaran untuk menyediakan 10 juta ekor ayam,” katanya.

Klaster ekonomi

Terkait efektivitas distribusi program, Kementan memperhatikan agro-climate, kultur tanaman, serta keunggulan komparatif yang dimiliki oleh setiap daerah.

Dengan begitu, program Bekerja bisa mewujudkan klaster ekonomi yang fokus sehingga bisa menopang skala industri di daerah.

Pada setiap klaster ekonomi tersebut dikembangkan usaha hulu (produksi) hingga hilir (pengolahan dan pemasaran).

Untuk memastikan program tersebut tepat sasaran, Kementan membentuk tim yang langsung turun ke lapangan untuk penerapannya.

Pemerintah menetapkan sejumlah provinsi prioritas untuk awal yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Sumsel, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

“Menggunakan data yang sudah ada, Kementan akan fokus pada mereka yang benar-benar membutuhkan, karena datanya sudah ada. By name, by address,” ujar Amran.

Bantuan untuk keluarga pra-sejahtera

Calon penerima bantuan pertanian di Desa Cikancana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur tercatat 580 rumah tangga miskin.

Berdasarkan data BKKBN, 580 rumah tangga tersebut masuk katergori pra-sejahtera dan sejahtera 1, dengan rata-rata anggota keluarga per rumah tangga sejumlah 4,08 orang.

Ada pun, sumber mata pencaharian utama mereka adalah buruh pertanian (38,4 persen) dan buruh non-pertanian (49,1 persen).

Saat ini, pendapatan rata-rata per rumah tangga di Desa Cikancana adalah sebesar Rp 1.419.900/rumah tangga/bulan atau Rp 348.015/kapita/bulan.

Pendapatan rumah tangga di Desan Cikancana lebih rendah dari garis kemiskinan BPS per September 2017 sebesar Rp 370.910/kapita/bulan.

Dengan bantuan pertanian itu, pemerintah berharap dalam tiga bulan ke depan rata-rata pendapatan akan naik naik 5,8 persen menjadi Rp 1.502.513/rumah tangga/bulan.

Dengan demikian, rata-rata pendapatan meningkat lagi hingga 283,7 persen menjadi Rp 4.101.513/rumah tangga/bulan pada 6 bulan hingga 12 bulan ke depan.

Kawasan Rumah Pangan Lestari

Dengan Program Bekerja ini, Kementan melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mengintensifkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan memberikan ternak.

Dari 60 rumah tangga penerima bantuan, 40 rumah tangga mendapatkan ayam sebanyak 50 ekor per rumah tangga.

Sementara, 20 rumah tangga lainnya mendapatkan bantuan berupa domba dan kambing.

Sementara, Ditjen Holtikultura memberikan bantuan berupa 100 batang bibit jeruk, 106 batang bibit durian, 60 batang bibit papaya, 250 pot sayuran dalam polybag.

Bantuan lainnya adalah satu kilogram (untuk 5 hektar) benih cabai besar dan cabai rawit, 0,75 kilogram (untuk satu hektar) mentimun, 4 kilogram (untuk 0,75 hektar) bayam, dan benih cabai 8 tray dan 200 polybag.

Bantuan juga meliputi 4 hektar kawasan cabai berupa benih, pupuk, mulsa, cultivator 1 hektar, dan handspray satu buah, serta kawasan pisang untuk 1 hektar.

Bantuan pertanian yang diberikan untuk masyarakat Desa Cikancana mencapai Rp 171,3 juta.

Pekarangan Pangan Berkelanjutan (PBB)

Melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementan juga mefasilitasi kegiatan Pekarangan Pangan Berkelanjutan (PBB) senilai Rp 100 juta.

Bantuan itu meliputi satu unit Kebun Bibit Desa (KBD) lengkap dengan fasilitas semai, bibit, dan pengairan sederhana.

Ada juga demplot pertanaman, kandang ternak dan bibit ayam. BKP juga memfasilitasi satu unit kebun sekolah serta pengembangan pekarangan untuk 130 rumah tangga.

Kementan berharap sinergi berbagai pihak dapat terwujud, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta stakeholders terkait.

Sejumlah universitas serta organisasi kepemudaan maupun keagamaan yang berfokus pada pemberdayaan pertanian dan pengentasan kemiskinan diharapkan berpartisipasi aktif.


https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/23/183204526/bantuan-pertanian-bakal-kurangi-angka-kemiskinan-di-desa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke