Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berkat Batik Magelangan, Iwing Raup Omzet Puluhan Juta

Salah satunya, Iwing Setyowati (43), seorang ibu rumah tangga asal Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah. Iwing memproduksi aneka kerajinan batik khas Magelang yang dijual hingga menghasilkan omzet puluhan juta per bulan.

Semangat Iwing dimulai ketika dia mendapat kesempatan mengikuti pelatihan membatik yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Magelang, 2011 silam.

Ketika itu dia merasa tertantang untuk mengembangkan kemampuannya membatik meskipun masih bekerja sebagai karyawan.

Berhenti jadi Karyawan

Geliat Iwing untuk berwirausaha di rumah semakin tinggi ketika melihat anaknya yang masih kecil membutuhkan perawatannya. Maklum selama menjadi karyawan, dia harus meninggalkan anak-anaknya dan terpaksa menitipkan pada pengasuh.

"Dari situ saya berpikir untuk merawat anak saya sendiri, tapi masih bisa bekerja menghasilkan uang. Batik ini lah yang ada pikiran saya saat itu. Saya mantap untuk berhenti jadi karyawan dan mulai berwirausaha," ceritanya.

Tahun 2012 dia kembali mengikuti pelatihan membatik, lalu mengajukan proposal ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Magelang untuk program pelatihan dan bantuan alat-alat rumah tangga. Proposal pun disetujui dan dia mendapat pelatihan lagi beserta beragam alat membatik.

"Saya senang waktu itu karena dapat bantuan alat membatik, seperti meja gambar, kompor, cap, canting, dan wajan. Saya semakin yakin berusaha, walaupun sebelumnya tidak punya basic membatik. Jalani saja pelan-pelan sambil terus belajar," sebutnya.

Modal Rp 300.000

Wanita kelahiran Magelang, 30 April 1975 itu masih ingat, pesanan pertama datang dari Kelurahan Wates yang memesan 15 lembar kain batik motif Mantiasih warna cokelat.

Pesanan perdana ini dia kerjakan seorang diri, karena belum memiliki pegawai.

“Awalnya saya kerjakan sendiri, sampai setahun berjalan pesanan makin banyak, baru saya beranikan diri merekrut. Total sekarang saya mempekerjakan sembilan orang. Mereka dari sekitanya rumah saja, ada saudara-saudara saja juga. Hampir semua dikerjakan di rumah saya, hanya beberapa yang dibawa pulang,” katanya.

Pelan tapi pasti, batik yang diberi merek Batik Iwing itu mendapat tempat di hati para pecinta batik lokal. Dia pernah mendapat pesanan hingga 1.217 lembar. Setiap bulan dia rutin mengirim pesanan batik 250 potong ke Tangerang dan 50 potong ke Padang, Sumatera Barat.

Motif Magelangan

Iwing tidak pernah berhenti berkreasi dengan menciptakan motif baru khas Magelang, seperti motif Kupat Tahu, Sejuta Bunga, Motif Gladiool, Bunga Sepatu, Bunga Cempaka dengan tiga varian, Daun Suruh, dan Lidah Api.

Lalu tiga motif terbaru berupa Magelang dan Glatik, Wates, dan Bengkok. Tiga motif di antaranya sudah dia patenkan, yakni Kupat Tahu, Cempaka, dan Sejuta Bunga.

“Saya memang punya target bikin 3 motif batik baru dalam setahun. Ada yang juga motif yang enggak sengaja, karena kena air hujan saat pewarnaan, tapi jadi bagus dan saya beri nama motif pelangi," kisahnya.

Sejauh ini, batik Iwing memakai 90 persen pewarna sintetis, sedangkan 10 persennya pewarna alam.

Menurut dia, batik dengan warna sintetis lebih diminati konsumen karena harganya lebih terjangkau dibandingkan batik dengan pewarna alami yang harganya memang jauh lebih mahal.

Memanfaatkan sisa kain

Iwing melihat prospek batik tidak hanya pada kain saja, tapi juga kerajinan yang terbuat dari sisa kain. Iwing pun memanfaatkan sisa kain jadi blangkon, tas, dompel, kalung, gelang dan aneka aksesoris wanita.

Untuk pembuatan blangkon, dia dibantu kakeknya, sedangkan aksesori dikerjakan bersama anak keduanya, Zahara Rizki.

“Semua dibuat dengan memanfaatkan sisa kain batik. Peminatnya lumayan banyak juga,” ucapnya.

Adapun untuk harga, Iwing membanderol batiknya di kisaran Rp 100.000 - Rp 1 juta per potong. Sementara aksesoris dijual Rp 10.000 - Rp 100.000 per buah.

Dari hasil usaha itu, dia bisa mengantongi omzet hingga Rp 20 juta per bulan. Iwing mengaku bersyukur karena bisa membantu perekonomian keluarga.

"Kalau dapat rezeki lebih lagi saya ingin tempat workshop yang lebih luas," pungkasnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/27/153631126/berkat-batik-magelangan-iwing-raup-omzet-puluhan-juta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke